Produksi Susu Sapi Perah Menurun

Petugas Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, saat asesmen dan memberikan vitamin kepada ternak sapi.

KEBONPEDES – Musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan produksi susu sapi perah di Kabupaten Sukabumi, menurun. Ini terjadi karena rumput yang merupakan pasokan pakan untuk sapi perah banyak yang mengalami kekeringan. Sehingga, produksi susu sapi tidak maksimal.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi, Iwan Kartiwan mengatakan, musim kemarau tahun ini, berdampak pada terbatasnya rumput gajah hijau dan segar.

Bacaan Lainnya

Rumput jenis ini, merupakan pakan utama sapi perah. “Penurunanan produksi susu sapi perah di Kabupaten Sukabumi ini, mencapai sekitar 30 persen. Ini terjadi karena saat kemarau seperti sekarang ini sulit mencari rumput gajah yang masih segar dan hijau,” jelas Iwan kepada Radar Sukabumi, Selasa (29/10).

Akibat musim kemarau, sambung Iwan, selain menyebabkan penurunan produksi susu, juga mengakibatkan menurunnya jumlah populasi sapi. Hal ini, terbukti pada 2018 jumlah populasi sapi perah di Kabupaten Sukabumi mencapai 3.900 ekor.

“Namun, semenjak musim kemarau jumlah populasinya berkurang menjadi 3.700 ekor sapi,” ujarnya. Menurunnya, populasi sapi perah di Kabupaten Sukabumi ini, akibat banyak peternak di Kabupaten Sukabumi yang menjual sapinya ke luar daerah.

“Selama musim kemarau, para peternak banyak yang merasa kesulitan untuk mendapatkan pakan sapi perah. Sehingga, mereka menjual sapinya ke luar daerah,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Pabrik PT Bukit Baros Cempaka yang bergerak dalam bidang produksi pengolahan susu, Sanda Rugalih membenarkan terkait penurunan produksi susu sapi perah di Kabupaten Sukabumi. “Biasanya saya perhari rata-rata, menerima susu dari peternak sapi perah di Kabupaten Sukabumi mencapai 3.000 liter susu.

Namun, semenjak musim kemarau, saya hanya menerima sekitar 2.000 liter saja,” jelas Sanda. Untuk memenuhi kebutuhan produksi susu, ujar Sanda, pihak perusahaan terpaksa mengambil susu sapi dari luar daerah Sukabumi. Seperti Bogor, Lembang dan Garut.

“Sebenarnya, Sukabumi ini merupakan sentral produksi susu sapi perah. Seperti di daerah Cicurug, Parungkuda, Cibadak, Sukaraja, Sukalarnag, Cisaat, Cicantayan, Karangtengah, Cijangkar, Nyalindung dan Purabaya. Namun, karena produsi susunya tidak masksimal, maka terpaksa kami mengambil ke daerah luar Sukabumi,” ujarnya.

Dalam kondisi normal, sapi perah yang ada di Kabupaten Sukabumi, biasanya mampu menghasilkan 20 liter per hari. Namun, sejak musim kemarau hasil produksi susunya terus menurun. “Seperti sekarang, dari satu ekor sapi hanya menghasilkan delapan sampai 10 liter perhari,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *