Ketika Jambore Nasional Membawa Berkah

Cerdas dalam melihat peluang usaha, Pasangan Suami Istri (Pasutri) Omah Romlah dan suaminya Ayub Amien yang aktif dalam kegiatan Pramuka mencoba peruntungannya di dunia bisnis dengan memproduksi scarf atau syal. Produknya tersebut tembus pasar nasional.

SITI MAULIDINA, Sukabumi

Bacaan Lainnya

Aktif di kegiatan pramuka, Ayub Amien kini meraup untung besar lewat produksi scarf yang sudah menembus pasar nasional. Saat mengikuti Jambore Nasional 2016, Ayub yang beprofesi sebagai Kepala SMP Negeri (SMPN) 1 Parungkuda tersebut melihat peluang bisnis dengan membuat scarf yang biasa dipakai saat kegiatan Pramuka.

Produksi scarf Pramuka dilakukan di rumahnya, Perum Mangkalaya, Kabupaten Sukabumi bersama dengan istri dan juga anak lelakinya.Karena kesibukannya sebagai kepala sekolah, kini usaha tersebut dilakoni oleh istrinya yaitu Omah Romlah. Ia juga memberdayakan tetangga sekitar yang berjumlah lima orang, untuk membantu pembuatan scarf.

“Usaha ini baru dimulai tahun 2016, waktu itu suami saya sedang ikut Jambore Nasional dan melihat banyak anggota Pramuka yang menggunakan scarf,” tutur Omah saat ditemui Radar Sukabumi, Minggu (23/9).Akhirnya dirinya mencoba membuatnya, apalagi memang suaminya sejak kecil hobi menjahit.

“Alhamdulillah sampai sekarang banyak yang pesan,”ujarnya.Selain dari kegiatan Pramuka, Omah juga pernah mendapat pesanan dari instansi seperti PLN dan juga Telkom. “Biasanya pesanan ramai kalau lagi musim lomba Pramuka dan peringatan Hari Jadi Pramuka, sudah pernah juga dapat pesanan dari Kalimantan, Lombok Sulawesi bahkan sampai Papua juga ada,”ulasnya.

Jumlah pesanan yang diterimanya beragam, ia bahkan pernah mengerjakan pesanan konsumen dengan jumlah 900 pcs. Untuk harga satu pcs scarf yaitu mulai dari Rp23 ribu sampai dengan Rp35 ribu. “Harganya tergantung motif dan tingkat kesulitan pembuatannya, kalau yang biasa-biasa aja. Sekitar Rp23 ribuan, kita menerima berapapun jumlah pesanan. Satu pcs juga nggak jadi masalah,”lanjut Omah.

Pemasaran selama ini dilakukan dengan memanfaatkan media sosial Instagram, untuk pemasaran di Instagram dilakukan oleh anak lelakinya.Soal kendala, Omah tidak terlalu banyak mengeluh. Scarf yang diproduksi terbuat dari bahan Jumping dan mudah didapatkan di toko bahan.

Hanya terkadang ada beberapa konsumen yang meminta motif dan bahan yang belum tentu ada di toko bahan, sehingga dirinya harus melakukan pemesanan dari hari sebelumnya. Omah berharap bisnis keluarga ini bisa berjalan dengan lancar, kedepannya Omah ingin mempunyai usaha konveksi yang lebih besar.

 

(*/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *