Tiap 1 Jam 1/2 Juta Serangan Siber, Indonesia Waspada

Serangan-Siber-di-Indonesia

JAKARTA – Pendiri AwanPintar.id Yudhi Kukuh mengungkapkan data serangan siber yang terjadi di Indonesia. Dari data yang dia kumpulkan, setiap jam rata-rata terjadi setengah juta serangan siber. Diantara jam sibuk serangan siber terjadi pada jam istirahat makan siang.

Data tersebut dia paparkan dalam diskusi Indonesia Wapsada, Kenali Ancaman Digital di Indonesia yang digelar di Jakarta kemarin (12/7) sore. Dari data real time yang dia suguhkan, pada 12 Juli pukul 12.00 WIB ada 680 ribu lebih serangan siber. Sementara itu pada 11 Juli pukul 14.00 WIB ada 689 ribu lebih serangan siber.

Bacaan Lainnya

’’Semua ada pattern atau polanya. Bisa diketahui jam-jam sibuk serangan siber,’’ katanya. Yudhi menuturkan informasi serangan siber itu mereka peroleh dari sejumlah sensor yang dia pasang di beberapa titik. Sensor itu sudah bisa menjangkau sistem teknologi informasi yang berpotensi jadi sasaran serangan siber.

Dia menjelaskan data serangan siber itu dia sajikan di website AwanPintar.id yang bisa diakses masyarakat umum. Termasuk juga asal serangan siber. Dia mengatakan serangan siber tidak hanya datang dari luar negeri. Tetapi juga ada serangan siber yang berasal dari Indonesia sendiri.

Meskipun terdeteksi ada serangan siber dari dalam negeri, dia mengatakan bisa saja dikendalikan dari luar negeri. Pelaku serangan siber dari luar negeri memanfaatkan kelemahan sistem atau server yang ada di Indonesia. Sehingga sekilas serangan tersebut seperti dari dalam negeri.

Rencananya awal pekan depan Yudhi akan melansir laporan serangan siber untuk semester I 2023 (Januari-Juni). ’’Rata-rata Mei adalah tinggi-tingginya serangan siber,’’ tuturnya.

Kemudian pada Juni kecenderungannya menurun. Kebanyakan serangannya berupa pengiriman Malware atau Ransomware. ’’Serangan Malware atau Ransomware rata-rata motifnya uang,’’ katanya.

Pada kesempatan yang sama Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ariandi Putra mengakui bahwa serangan siber yang terjadi di Indonesia cukup banyak. ’’Antisipasinya adalah jangan sampai serangan siber itu menjadi insiden,’’ katanya.

Dia lantas menyampaikan rekapitulasi serangan siber sepanjang 2022 yang ditangani oleh BSSN. Ariandi mengatakan sepanjang tahun lalu BSSN mendeteksi ada 311 dugaan insiden serangan siber. Paling tinggi yaitu 98 kasus menyerang sistem administrasi pemerintahan. Dia menegaskan menjaga keamanan siber adalah menjadi tanggung jawab semua pihak.

Bahkan masyarakat umum juga bisa ikut terlibat adalam pengamanan siber. Khususnya pada gadget atau perangkat komputer masing-masing. Dia memberikan saran keamanan siber yang bisa dilakukan mandiri oleh masyarakat. Diantaranya adalah mengubah password secara berkala. ’’Minimal tiga bulan sekali password diganti,’’ tuturnya.

Kebiasaan mengganti password secara berkali itu memang merepotkan. Tetapi tambah merepotkan jika uang di rekening tersedot oleh hacker. Kemudian masyarakat tidak gampang mengunduh apalagi menginstall aplikasi yang tidak jelas. Selain itu website penyedia film atau drama gratis, juga kerap menjadi pintu masuk serangan siber. (wan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *