Ramadhan Bulan “Bersih”

Oleh : Hema Hujaemah, M.Pd
(Kepala SMPN 11 Kota Sukabumi)

Marhaban ya…Ramadhan, begitulah ungkapan kebahagiaan yang dirasakan dan digemakan oleh mayoritas umat Islam ketika menyambut bulan Ramadhan. Euforia ini wajar, karena di bulan inilah banyak keistimewaan yang tidak didapatkan pada bulan lainnya. Bahkan hanya di bulan Ramadhan adanya malam Lailatul Qadar yang banyak dinantikan oleh umat Islam di dunia.

Bacaan Lainnya

Sebenarnya semua bulan baik, namun diantara bulan baik terdapat bulan yang paling baik yaitu bulan Ramadhan. Tak heran seluruh umat Islam menyambutnya dengan begitu bahagia. Karena hanya di bulan Ramadhan semua pahala amalan dilipatgandakan. Selain itu kesempatan mendapatkan ampunan dari Alloh SWT dan anugrah malam Lailatul Qadar. Begitu banyak keistimewaan lainnya di bulan Ramadhan.

Sebagai umat Islam, kita tinggal pandai memanfaatkan kesempatan langka ini. Hanya ditemukan satu kali dalam 12 bulan. Itupun ketika kita masih diberikan usia untuk sampai kembali di bulan suci ini. Namun apa yang akan terjadi jika kita tidak sampai berjumpa dengan bulan suci ini? Sungguh hal merugi sudah menyia nyiakan bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, mari kita ambil hikmah dari semuanya.

Ketika Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu bulan Ramadhan, maka manfaatkan sebaik-baiknya. Karena belum tentu diberi kesempatan bertemu kembali di Ramadhan berikutnya. Nilai-nilai yang selalu dilakukan pada bulan Ramadhan selayaknya tidak serta merta ditinggalkan ketika Ramadhan telah berlalu. Justru nilai-nilai spiritual bulan Ramadhan harus bisa dibawa dan dilaksanakan pada bulan-bulan berikutnya.

Selain pahala ibadah tarawih, tadarus dan dzikir, yang dilakukan orang pada umumnya di bulan Ramadhan. Ternyata ada manfaat lain yang dirasakan langsung oleh satuan pendidikan saat ini. Dampak bulan Ramadhan cukup signifikan bagi lingkungan sekolah. Hal ini menjadi keberkahan bagi warga sekolah yang patut dipertahankan pada bulan-bulan berikutnya.

Karena semua pedagang di sekitar sekolah libur berjualan pada bulan ini. Begitupun semua umat islam warga sekolah dan masyarakat sekitar sedang melaksanakan ibadah puasa. Maka secara otomatis tidak ada transaksi jual beli makanan. Hal ini membawa dampak positif yang kasat mata bisa dirasakan oleh semua orang.

Selama beberapa hari sekolah di bulan Ramadhan, lingkungan di dalam sekolah dan sekitarnya jauh lebih bersih dibandingkan dengan sebelumnya. Biasanya sampah bekas makanan tercecer di mana-mana. Tidak hanya di dalam ruang kelas, namun di tempat sekitar kelaspun sama. Sampah bungkus jajanan dan sisa-sisa makanan paling mendominasi. Semuanya dibuang sembarangan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Padahal tong sampah sudah disediakan di depan dan di dalam kelas. Namun masih saja ada beberapa orang yang belum pandai membedakan antara tempat sampah dengan tempat lain. Akibatnya sampah dibuang di mana saja. Selain merusak keindahan lingkungan, tentunya akan menambah pekerjaan bagi petugas kebersihan untuk membersihkannya. Namun, dengan hadirnya bulan Ramadhan ternyata membawa keberkahan lain yaitu lingkungan lebih bersih dan terbebas dari sampah.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah udara disekitar sekolah menjadi bersih dari asap rokok. Walaupun sudah ada Perda tentang larangan merokok di tempat pelayanan publik, namun masih saja banyak orang yang tidak mengindahkannya. Sehingga ditempat tertentu penuh dengan asap rokok yang sangat menggangu dan membahayakan. Di bulan Ramadhan udara sekitar kembali bersih. Hal ini terjadi karena muslim pria di internal sekolah dan sekitarnya melaksanakan ibadah puasa.

Bisa dibayangkan jika pada bulan-bulan berikutnya terjadi seperti hal di atas, bersih sampah bersih asap rokok, alangkah indahnya hidup ini. Dengan demikian, semua hikmah yang dirasakan pada bulan Ramadhan baik spiritual maupun fungsi praktis agar tetap dibawa pada bulan-bulan berikutnya. Selalu menjaga hati, lisan dan perbuatan agar tetap bersih. Menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dari sampah yang berserakan, maupun dari asap rokok.

Mari bermuhasabah diri, apakah nilai amalan bulan Ramadhan bisa dibawa dan berefek pada bulan-bulan berikutnya? Seandainya jawaban menunjukkan hal yang masih jauh dari itu, dapat diartikan bahwa aktivitas tersebut hanya ritual dan rutinitas biasa. Atau hanya karena ingin terlihat sholeh dan dipuji oleh orang lain. Ramadhan berlalu, perilaku kembali seperti dulu.

Oleh karena itu, mari kita mulai dari diri sendiri, jangan di tunda. Untuk selalu membawa hikmah bulan Ramadhan pada kehidupan di bulan berikutnya. Itulah sesungguhnya keutamaan yang patut kita raih. Kualitas diri dan keimanan seseorang akan terlihat dari hal itu. Keistiqomahan dalam menjalankan ibadah sungguh nampak nyata pada bulan-bulan berikutnya.

Ramadhan bulan “bersih” mesti bisa diaplikasikan secara kontinyu. Bersih berpikiran negatif, bersih dari lisan yang menyakiti, bersih dari perilaku malas, bersih dari buang sampah sembarangan, bersih dari polusi rokok. Asal jangan bersih isi dompet saja karena pola konsumtif bulan Ramadhan. Mari senantiasa berdoa agar kita selamanya diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan aktivitas apapun.

Sehingga menjadikan semuanya ladang pahala dan keberkahan bagi semua. Sesungguhnya kita bukan siapa-siapa, semua hanya titipan. Suatu saat akan kembali kepada Sang Pencipta dan kita tidak bisa menolaknya. Semoga dengan hikmah bulan Ramadhan kita menjadi sosok yang terus dapat meningkatkan kualitas amalan di bulan-bulan berikutnya. Semoga Tuhan masih memberikan kesempatan untuk bertemu kembali di bulan Ramadhan berikutnya.

Aamiin YRA.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *