Mengenal Cabe Jawa Dalam Minuman Bandrek Khas Jawa Barat, Cabe Asli Indonesia

Cabe Jawa
Cabe Jawa, Arfatul Makiyah, M.Kes dosen Keperawatan, Fakultas Kesehatan dan Gina Nuranti, S.Pd., M.Si dosen Pendidikan Biologi

SUKABUMI– Studi Fitofarmaka yang dilaksanakan tim peneliti dari dosen Universitas Muhammadiyah  Sukabumi (UMMI), yaitu Arfatul Makiyah, M.Kes dosen Keperawatan, Fakultas Kesehatan dan Gina Nuranti,  S.Pd., M.Si dosen Pendidikan Biologi, FKIP mengkaji tentang penelitian sistematik review fitofarmaka tentang  Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl).

Bandrek menjadi salah satu minuman hangat yang cocok dikonsumsi saat malam hari. Minuman khas Jawa Barat  ini dapat menghangatkan tubuh di kala udara sedang dingin.

Bacaan Lainnya

Seperti diketahui, bandrek sendiri dibuat dari aneka  rempah-rempah pilihan. Cabe jawa merupakan tanaman obat dan bumbu (Emmyzar, 1992), namun tidak banyak  masakan yang berbumbu cabe jawa.

Pada masakan dan minuman yang ingin ditambahkan rasa pedas dan hangat  yang khas dapat ditambahkan buah cabe jawa kering. Cabe jawa digunakan sebagai bumbu pada beberapa  masakah seperti gulai, kare, soto, sate padang, sambal, oseng tempe serta minuman seperti wedang secang, bir  pletok, bandrek, bajigur, wedang jahe, dan kopi jamu.

Contoh rempah-rempah pilihan yang merupakan tanaman yang dapat dijadikan sebagai herbal dalam minuman  Kesehatan Bandrek adalah cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.).

Cabe Jawa dikenal termasuk famili Piperaceae  yang tumbuh memanjat. Manfaat utama cabe Jawa yaitu buahnya sebagai bahan campuran ramuan jamu.

BandrekNamun,  dari berbagai sumber lain disebutkan pula bahwa tanaman cabe Jawa dapat dimanfaatkan sebagai tanaman herbal  karena kandungan yang terdapat pada buah cabe Jawa tersebut yaitu mengandung guininsin, alkaloid, piperin,  kavisin, saponin, polifenol, dan minyak atsiri, piperidin, isobutildeka-trans-2-trans4-dienamida; asam palmitat,  asam tetrahidropiperat, 1 undesilenil-3,4- metilendioksibenzena, dan sesamin.

Hasil konfirmasi penelusuran penelitian sistematik review cabe jawa menunjukkan bahwa ada tiga nama latin yang  menunjukkan spesies serupa untuk lada jawa, yaitu Piper retrofactum, Piper chaba, dan Piper officinarum.

Oleh  karena itu, kata kunci pada pencarian artikel di tiga search engine, yaitu Pub Med, Google Scholar dan Garuda  meliputi tiga nama latin tersebut.

Berdasarkan data pencarian tersebut pun dapat dilihat bahwa kata kunci Piper  retrofactum paling umum digunakan peneliti untuk publikasi pada ketiga search engine, yaitu sekitar 77,78%. Senyawa aktif yang terdapat pada cabe Jawa juga diketahui dapat digunakan sebagai hepatoprotektif dan  antimikroba.

Selain itu, sebagai obat tradisional, buah cabe jawa digunakan sebagai stimulan, karminatif, tonik, dan perawatan  ibu melahirkan, juga untuk mengobati asma, kejang perut, lemah syahwat, penyakit infeksi bakteri, demam, masuk  angin, influensa, kolera, obat cacing gelang, tekanan darah rendah, sakit kepala, bronchitis, sesak nafas, dan  radang mulut, anti perut kembung karena angin (antiflatulent), penghilang dahak (expectorant), antitusif,  antijamur, pembangkit selera makan, dan menurunkan kolesterol, meningkatkan pencernaan makanan, sirkulasi  darah, asma, influenza.

Buahnya yang dikeringkan merupakan simplisia yang digunakan dalam pembuatan berbagai jenis jamu, sehingga  disebut juga sebagai cabe jamu. Efek farmakologis adalah bersifat analgetik (penghilang rasa sakit), afrodisiak  (penambah syahwat), diaforetik (peluruh/penghilang keringat), karminatif (pembuang angin), sedatif (obat menenangkan, meredakan), hematinik, dan antelmintik (obat cacing).

Buah cabe jawa memberi efek penghilang  rasa nyeri atau sakit (analgesik) telah dilaporkan yang meneliti pemberian ekstrak etanol buah cabe jawa pada  mencit.

Piperidin dari buah cabe jawa dilaporkan mempunyai efek anti-obesitas Efek farmakologi buah cabe jawa  antara lain aktivitas antioksidan dan potensial untuk mengobati malaria, antimikroba, antibakteri, aktivitas  depresan syaraf pusat, antikanker, antidiabetes serta merangsang perkembangan dan aktivitas organ-organ  reproduksi laki-laki (efek androgenik).

Demikian manfaat cabe jawa bagi kesehatan. Oleh karena itu tanaman cabe jawa sangat berpotensi  pemanfaatannya bagi masyarakat terutama dalam mengkonsumsi minuman kesehatan bandrek khas Jawa Barat.  Potensi cabe jawa dapat lebih baik dan lebih meningkat lagi terutama bagi kesehatan masyarakat di masa pandemi  Covid19 ini. (adv/wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *