Kalau Arus Tengah Ganas, Terpaksa Libur

Muetazim maupun Kepala Bagian Humas Pemkab Maros Andi Darmawati sama-sama mengaku selama ini tak pernah mendapat laporan dari kepala desa.

Karena itu, mereka terkejut ketika kali pertama mendengar ada anak-anak yang harus menantang maut tiap hari hanya untuk ke sekolah. Itu pun tahunya dari media. “Selama ini tidak ada laporan dari pemerintah desa. Makanya, kami mau cek dulu,” ucapnya.

Artinya, Iskandar dkk tampaknya harus menunggu lebih lama lagi sebelum bisa menyeberangi sungai lewat jembatan. Hari-hari ini, hari-hari ke depan, entah sampai kapan, mereka masih harus merenangi arus. Atau bergantian naik ban.

Jadi, tak heran kan kalau Iskandar kemudian begitu ingin bisa menjadi guru? Biar cukup dia dan kawan-kawan sebayanya saat ini saja yang mengalami kesulitan seperti itu.

 

(*/aha/c9/ttg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *