Prodia Gelar Seminar Nasional di 50 Kota

PT Prodia Widyahusada Tbk Canbang Sukabumi
PT Prodia Widyahusada Tbk saat menggelar seminar di salah satu hotel Kota Sukabumi

SUKABUMI – Memasuki usia 50 tahun, PT Prodia Widyahusada Tbk, bakal menggelar seminar di 50 kota. Kali ini, seminar diselenggarakan di salah satu hotel Kota Sukabumi.

Seminar yang mengusung tema ‘Personal and Precise Partner for Your Health’ untuk menonjolkan eksistensi Prodia sebagai mitra kesehatan terpercaya masyarakat agar terus sehat dan dapat melangkah lebih jauh bersama Prodia.

Bacaan Lainnya

“Pada usia Prodia ke 50 tahun ini, kami menyelenggarakan seminar di 50 kota termasuk Kota Sukabumi,” ungkap PT Prodia Widyahusada Tbk, Riska Widyasari kepada Radar Sukabumi, belum lama ini.

Menurutnya, Prodia telah membuktikan eksistensi sebagai pelopor layanan kesehatan dengan jejaring layanan terluas dan terbesar di Indonesia. Bahkan, saat ini Prodia telah memiliki 276 cabang yang tersebar di 75 kota dan 79 kabupaten di seluruh Indonesia.

“Mewujudkan visi sebagai centre of excellence, Prodia berkomitmen untuk mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dengan memfasilitasi seminar nasional yang akan diadakan pada 50 kota di Indonesia untuk menghadirkan narasumber sesuai topik tematik yang akan dibahas,” ujarnya.

Lanjut Riska, seminar nasional ini juga menjadi salah satu kesempatan bagi Prodia mengajak pelanggan dan masyarakat umum untuk secara aktif berpartisipasi dalam menjaga kesehatan dan mengenal kondisi tubuh sendiri.

Hal ini, untuk dapat mengambil keputusan mengenai kesehatan mereka dengan Prodia yang siap mengiringi langkah masyarakat Indonesia untuk melangkah lebih jauh dan menjadi personal and precise partner.

“Selain mendapatkan pengetahuan mengenai penyakit autoimun, peserta juga berkesempatan untuk melakukan pemeriksaan gratis kolesterol total, trigliserida, SGPT (hati), kreatinin (ginjal) dan gula darah,” paparnya.

Riska mengulas, skrining autoimun bagi mereka yang sehat memang tidak ada. Selain pemeriksaan lab untuk memantau kecukupan vitamin D dalam tubuh, terdapat pemeriksaan laboratorium yang bisa dilakukan untuk memantau kondisi mereka yang sudah mengalami autoimun.

“Pemeriksaan autoimun yang tersedia diperuntukan bagi individu bergejala, untuk menapis apakah ada risiko mengalami autoimun atau tidak yaitu pemeriksaan ANA IF,” ulasnya.

Kegiatan ini mendapatkan kesan positif dari peserta, hal ini dibuktikan dengan antusias peserta yang memberikan pertanyaan dan diskusi berlangsung interaktif.

“Alhamdulillah peserta sangat antusias dengan adanya seminar ini,” imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang narasumber seminar, dr Affan Ahmadi menerangkan, autoimun merupakan penyakit yang diakibatkan adanya gangguan sistem kekebalan tubuh (imun).

“Penyakit ini belum diketahui penyebab pastinya, sehingga sangat penting bagi masyarakat untuk mendapat informasi terkait penyakit autoimun tersebut,” terangnya.

Affan menjelaskan, penyakit autoimun yang sering ditemukan adalah Systemic Lupus Erythematosus (SLE) yang sering dengan sebutan penyakit lupus dan rheumatoid arthritis atau yang biasa dikenal dengan rematik.

“Padahal terdapat lebih dari 80 tipe penyakit autoimun, salah satunya adalah penyakit lupus yang memiliki angka kejadian mencapai 0,5 persen dari total penduduk,” jelasnya.

Affan menambahkan, prevalensi penyakit autoimun pada wanita lebih tinggi jumlahnya dibandingkan pada pria. Sebab itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui informasi seputar penyakit autoimun agar dapat melakukan tindak pencegahan sejak dini.

“Autoimun menjadi penyakit yang memang belum diketahui pasti penyebabnya, selain dari genetik itu sendiri. Sebuah penelitian membuktikan bahwa ternyata defisiensi vitamin D menjadi salah satu faktor risiko seseorang terkena penyakit ini dan saya rasa masyarakat belum banyak yang tahu tentang ini,” tambahnya.

Karena itu sangat penting bagi masyarakat untuk mengetahui informasi seputar autoimun ini. Mulai dari faktor risiko, bagaimana pencegahannya, hingga pengelolaan penyakit bagi mereka yang memang sudah terdiagnosis.

“Selain itu, Prodia juga berupaya mengedukasi masyarakat mengenai beberapa gejala autoimun yang mungkin terjadi dan menyarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter ketika menemukan gejala tersebut,” pungkasnya. (bam)

Pos terkait