Guru Honorer di Sukabumi Nyambi Pemulung, Kemenag Buka Suara

Kepala Kemenag Kota Sukabumi, Samsul Puad
Kepala Kemenag Kota Sukabumi, Samsul Puad

SUKABUMI Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Sukabumi, Samsul Puad angkat suara soal Alvi Noviardi (56) seorang guru honorer di Madrasah Aliyah (MA) Riyadlul Jannah yang menyambi sebagai pemulung barang bekas.

Menurutnya, kerja sampingan yang dilakoni Alvi saat ini bukan karena faktor ekonomi tetapi sudah menjadi hobinya dari sejak kecil.

Bacaan Lainnya

Tak ayal, saat ada waktu luang bapa dari dua anak ini memanfaatkan waktunya untuk memungut barang bekas.

“Sejak beradar informasi terkait guru honorer ini, saya langsung memeriksa semua berkasnya yang bersangkutan. Ternyata dia itu, sebagai guru profesional yang mendapatkan Tunjangan Profesional Guru (TPG) sesuai amanat UU (Undang-undang) sekitar Rp2 juta sampai Rp3 juta,” ungkap Kepala Kemenag Kota Sukabumi, Samsul Puad kepada Radar Sukabumi, Rabu (6/3).

Lanjut Puad, Alvi Noviardi satuan pangkalnya mengajar di MTS Hidayatul Islamiyah untuk memenuhi kekurangan jam pelajaran yang dibutuhkan yakni 24 jam, maka Alvi mengajar di Madrasah Aliyah (MA) Riyadlul Jannah.

“Saya konfirmasi dia (Alvi), memang hobi dari kecil hobi mengumpulkan logam sampai ke plastik. Jadi, kalau misalkan ada bantuan khusus buat dia karena memang serba kekurangan, semunya juga kalau masalah uang mah kurang,” cetusnya.

Sebab itu, Puad tidak mau ada kesan bahwa guru Kementerian Agama dibiarkan dalam kekurangan. Padahal, hak-haknya sebagai guru profesional telah dipenuhi.

“Jadi saya kalifikasi, tidak mau ada kesan guru Kementerian Agama dibiarkan ketika ada kekurangan. Padahal haknya sebagai guru profesional sudah dipenuhi,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, Alvi Noviardi asal warga Kampung Bintang Muncang RT3/7, Desa Sekarwangi, Kabupaten Sukabumi ini, rela menyambi menjadi pemulung barang bekas demi memenuhi kebutuhan ekonomi.

“Iya, karena kekurangan ekonomi makanya saya inisiatif mencari rongsokan, Bagi saya tidak berat, karena ada yang mendukung saya, yaitu keluarga istri dan anak,” kata Alvi.

Pekerjaan sebagai seorang pemulung sangatlah mulia, maka dari itu Alvi tetap melakukannya dengan rasa semangat demi menyukseskan kedua anaknya kelak.

“Saya anggap ambil yang positifnya saja, karena pekerjaaan mulung dan mengajar adalah pekerjaan mulia. Dukungan keluarga memberi semangat, istri udah meninggal tiga tahun yang lalu anak dua, jadi saya semangat untuk menghidupi kedua anak saya,” pungkasnya. (Bam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *