Managemen Luka

Kerusakan struktur kulit akibat cedera, akan menyebabkan luka. Tubuh memiliki sistem pertahanan diri untuk mengatasi luka yang timbul akibat dari cedera melalui beberapa fase proses penyembuhan luka, yaitu fase inflamasi, fase proliferatif dan fase maturasi.

Pada fase-fase penyembuhan luka tersebut, akan diperlukan manajemen luka yang baik. Manajemen luka yang baik tidak hanya mengaplikasikan balutan luka, tetapi harus dapat melakukan perawatan luka secara total pada klien dengan luka.

Manajemen luka yang berkembang pesat saat ini adalah perawatan luka dengan lingkungan luka lembab atau moist wound healing. Untuk menciptakan lingkungan luka yang lembab, maka dapat dipilih jenis pembalutan atau dressing yang tertutup (occlusive dressing).

Tujuan dari moist wound healing, mempercepat migrasi sel epitel yang mempercepat penutupan luka, meningkatkan proses granulasi, mencegah infeksi dan mengurangi biaya perawatan. Banyak penelitian yang telah membuktikan keefektifan menciptakan lingkungan luka yang lembab akan mempercepat proses penyembuhan luka.

Untuk mempersiapkan dasar luka atau wound bed preparation, maka dapat dilakukan tahapan. Yaitu manajemen jaringan, pengendalian infeksi atau inflamasi, menciptakan lingkungan luka lembab dan kemajuan tepi luka atau dikenal dengan wound bed preparation dengan metode tissue management, infection controll, moist healing wound, edge of wound (Time). Metode ini akan memberikan perawat spesialis perawatan luka, mempersiapkan pilihan balutan yang dapat menyokong proses penyembuhan luka.

Beberapa balutan yang dapat digunakan dalam moist wound healing, dengan occlusive dressing adalah hidrokoloid, hidrofiber, kalsium alginat, foam dan lainnya. Maka manajemen luka dengan lingkungan luka yang lembab, akan mengoptimalkan kesembuhan luka klien. (Dari berbagai sumber dan I Made Sukma Wijaya, S.Kep. CWCC). (*/Cr17/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *