Kenali Gejala Insomnia dan Dampaknya

dr. Marsha Caesariana Dokter Internship RSI Assyifa

Bismillahirrahmaanirrahim, Assalamualaikum Wr. Wb., halo pembaca semua yang insya Allah selalu berada dalam rahmat dan lindungan Allah swt.

Tidur adalah salah satu hal sederhana yang kita biasa lakukan sebagai manusia hidup. Mengapa manusia tidur?

Bacaan Lainnya

Jawaban sederhananya adalah untuk melepas lelah dan mengisi ulang daya tubuh kita, untuk melakukan aktivitas sehari-hari baik aktivitas yang ringan maupun berat. Secara ilmiah, tidur dibutuhkan manusia untuk konservasi energi, restorasi sel-sel tubuh, menjaga fungsi otak, menunjang imunitas tubuh, hingga kesehatan mental.

Intinya tidur adalah waktu dimana tubuh beristirahat untuk memperbaiki sistemnya dan mempersiapkan sistemnya kembali. Hal sederhana seperti tidur ini ternyata dapat terjadi gangguan, salah satunya disebut insomnia.

Insomnia dikenal sebagai masalah kesehatan yang umum di masyarakat, yang memiliki arti ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur, baik kualitas maupun kuantitas. Jenis insomnia ada tiga macam yaitu tidak dapat memulai tidur, tidak dapat mempertahankan tidur atau sering terjaga, dan bangun secara dini serta tidak dapat tidur kembali.

Penelitian di Kanada menunjukkan, tren insomnia dalam kurun waktu 10 tahun mengalami peningkatan pada kelompok wanita dewasa muda.

Jumlah penderita insomnia di Indonesia mencapai 10 persen, dari jumlah populasi penduduk atau sekitar 28 juta orang. Angka ini bertambah setelah munculnya pandemi Covid-19.

Mengapa seseorang dapat mengalami gangguan insomnia? Secara garis besar ada beberapa faktor yang menyebabkan insomnia yaitu:

Pertama, Stres. Individu yang didera kegelisahan yang dalam, biasanya karena memikirkan permasalahan yang sedang dihadapi.

Kedua, Depresi. Selain mnyebabkan insomnia, depresi juga menimbulkan keinginan untuk tidur terus sepanjang waktu karena ingin melepaskan diri dari masalah yang dihadapi, depresi bisa menyebabkan insomnia dan sebaliknya insomnia menyebabkan depresi.

Ketiga, Kelainan-kelainan kronis atau kelainan tidur seperti tidur apnea, diabetes, sakit ginjal, arthritis, atau penyakit mendadak seringkali menyebabkan kesulitan tidur.

Ke empat, adanya efek samping pengobatan; pengobatan untuk suatu penyakit juga dapat menjadi penyebab insomnia.

Kelima, pola makan yang buruk, mengkonsumsi makanan berat sesaat sebelum pergi tidur bisa menyulitkan untuk tertidur.

Ke enam, banyak mengkonsumdi Kafein, nikotin, dan alkohol. Kafein dan nikotin adalah zat stimulant. Alkohol dapat mengacaukan pola tidur Kurang berolah raga juga bisa menjadi faktor sulit tidur yang signifikan.

Adapun gejala dari insomnia, sulit untuk merasakan ngantuk dan tidak bisa tertidur, terbangun pada malam hari atau dini hari dan tidak bisa tidur kembali, merasa lelah, emosional, sulit berkonsentrasi, dan tidak bisa melakukan aktivitas secara baik pada siang hari. Tidak bisa tidur siang, meskipun tubuh terasa lelah.

Insomnia yang terus berulang dan tidak diperbaiki akan berdampak pada kesehatan dan fungsi sosial, diantanya, meningkatkan resiko terjadinya masalah kesehatan, seperti, stroke, serangan asma, kejang, menurunkan sistem kekebalan tubuh, obesitas, diabetes melitus, tekanan darah tinggi atau hipertensi, penyakit jantung. Meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada mental atau emosi, seperti, depresi, mudah gelisah, kebingungan, dan frustasi.

Mempengaruhi performa dalam bekerja, sekolah atau kuliah. Mempengaruhi kegiatan atau aktifitas sehari-hari seperti ketika mengemudi, mempengaruhi kemampuan untuk mengingat dan Mempengaruhi kemampuan dalam pengambilan keputusan.

Insomnia dapat diatasi dan dicegah dengan metode Sleep Hygiene, Cobalah untuk mempertahankan jadwal tidur dan bangun yang kira-kira sama, bahkan di akhir pekan. Pastikan juga, untuk menghindari tidur siang karena dapat mengurangi rasa kantuk di malam hari, buat rutinitas sebelum tidur yang membantu rileks dan mendapatkan suasana yang baik untuk tidur, membatasi asupan kafein di sore hari, redupkan lampu dan letakkan perangkat elektronik sekitar satu jam sebelum waktu tidur, dapatkan sinar matahari dan aktivitas fisik setiap hari yang dilakukan jauh sebelum waktunya tidur, dan memeriksakan diri ke psikolog jika merasakan gejala gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.

Jazakillah khairan, semoga dapat bermanfaat bagi sahabat sehat sekalian. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. (*)

Pos terkait