Penghasil Gula Aren Mengeluh

LADANG NIRA: Deretan pohon kelapa di Desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap yang diproduksi petani untuk bahan pokok gula merah.

Menurutnya, pohon kelapa yang bisa diolah untuk menjadi gula merah, hanya pohon kelapa yang memiliki ketinggian mulai dari 12 sampai 15 meter.

Sementara, untuk pohon kelapa yang memiliki ketinggian lebih dari 15 meter tidak bisa diolah menjadi gula kelapa. Karena, kadar air gula kelapanya sudah habis.

Bacaan Lainnya

Untuk mendapatkan air nira kelapa, dalam sehari para petani memanjat pohon sebanyak dua kali. Yakni, pukul 07.00 WIB untuk mengambil air nira kelapa dan pukul 17. 00 WIB mereka memanjat pohon lagi untuk pemasangan jerigen untuk menampung air nira tersebut.

“Dari 50 pohon kelapa yang bisa disadap hanya 15 pohon saja. Karena, pohonnya licin dan sering banyak petir,” ujarnya.

Saat ini, para petani selain mengeluhkan soal air nira kelapa yang bercampur air hujan, mereka juga mempersoalkan terkait kesulitan mendapatkan kayu bakar. Lantaran saat musim hujan, kayu bakarnya banyak yang basah.

Camat Ciracap, Asep mulyadi membenarkan soal kendala yang dialami petani gula kelapa. Menurutnya, hambatan itu muncul akibat cuaca ekstrim yang akhir-akhir ini melanda wilayah Ciracap.

Sehingga dampaknya, penghasilan petani gula kelapa banyak yang menurun. “Air nila kelapa yang disadap para petani telah bercampur dengan air hujan. Jadi kualitasnya terganggu,” katanya.

Menurutnya, gula kelapa merupakan salah satu produk unggulan warga Kecamatan Ciracap. Tak hanya rasa manisnya yang unik, tetapi proses pembuatannya juga istimewa. Lantaran, gula kelapa di wilayah Kecamatan Ciracap masih diproduksi secara tradisional.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *