CIRACAP – Hujan yang terus melanda wilayah Kabupaten Sukabumi, membuat petani gula kelapa di Kecamatan Ciracap mengeluh. Mereka mengaku produksi gula terganggu dan kualitasnya pun tidak maksimal.
Warga Kampung Ujung Genteng, RT 1/2, Desa Ujung Genteng, Kecamatan Ciracap, M. Mahdiatul Huzni (33) mengatakan, selama musim hujan, air nira kelapa akan bercampur dengan air hujan.
Sehingga kondisi ini menurunkan kualitas gula. Untuk menghilangkan rasa hambar, para petani selalu menambahkan zat pengawet berbahan alami pada air nira kelapa.
Seperti menggunakan kapur dan getah kayu pohon nangka. “Musim hujan saat ini, menyebabkan penambahan kadar air nira kelapa bercampur dengan air hujan.
Sehingga proses pengolahan produksi menjadi terhambat. Ya seharusnya matang satu hari, namun sekarang bisa sampai dua hingga tiga hari.
Karena air nira dan kadar gulanya banyak yang hambar,” kata M. Mahdiatul kepada Radar Sukabumi, kemarin (27/3).
Bila hujan turun, sambung M. Mahdiatul Huzni, petani kelapa hanya bisa memproduksi gula merah sebanyak 15 kilogram dari 15 pohon kelapa.
“Kalau musim kemarau, kita bisa menghasilkan olahan gula merah dari nira kelapa sebanyak 30 kilogram,” paparnya.