17 KK di Desa Kebonmanggu Sukabumi Masuk Kategori KRS

Kecamatan Gunungguruh
Kepala UPTD Dalduk, Kecamatan Gunungguruh pada Dinas DPPKB Kabupaten Sukabumi, saat memberikan bantuan makanan bergizi kepada warga KRS di halaman kantor Kecamatan Gunungguruh

SUKABUMI – Sebanyak 17 kepala keluarga (KK) di wilayah Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, masuk pada kategori Keluarga Resiko Stunting (KRS).

Hal demikian, disampaikan langsung Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Desa Kebonmanggu pada Dinas DPPKB Kabupaten Sukabumi, Ginanjar kepada Radar Sukabumi. Bahwa menurutnya, jumlah total kepala keluarga di wilayah Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh itu, terdapat sekitar 5000 KK.

Bacaan Lainnya

“Jadi, dari 5000 KK itu ada sekitar 17 KK di wilayah Desa Kebonmanggu yang masuk pada KRS pada tahun 2023,” kata Ginanjar kepada Radar Sukabumi pada Senin (08/05).

Untuk meminimalisir terjadinya kasus penyakit stunting. Maka, DPPKB Kabupaten Sukabumi melalaui PLKB Desa Kebonmanggu, tak henti-henti memberikan edukasi dan penyuluhan kepada seluruh masyarakat di wilayah Desa Kebonmanggu, khususnya kepada 17 KK yang masuk pada kategori KRS, agar memperhatikan asupan gizi kepada keluarganya.

“Bukan hanya itu, baru-baru ini kita juga sudah memberikan bantuan telur ayam dan daging ayam kepada warga Desa Kebonmanggu yang masuk kategori KRS dari Badan Ketahanan Pangan yang berkolabkrasi dengan BKKBN,” paparnya.

Untuk pendampingan keluarga resiko stunting tersebut, sambung Ginanjar, para kader TPK terus mendampingi mereka dari hulu sampai ke hilir. Seperti, melakukan pendampingan kepada para ibu hamil dan bayi dan balita agar memperhatikan pola asuh asupan gizi dan pola asuh serta menyarankan pemberian Air Susu Ibu (ASI) ekslusif selama enam bulan.

“Jadi, mereka itu memang harus didampingi. Mudah-mudahan dengan pendampingan dari awal, ini bisa menurunkan angka stunting. Iya, mulai dari pasangan calon usia subur sampai ibu hamil dan ibu nifas serta ibu baduta. Ini dilakukan karena itu merupakan usia 1000 hari kehidupan atau masa emasnya, agar menghindar penyakit stunting yang baru,” pungkasnya. (Den)

Pos terkait