Kasus DBD di Cianjur Telan Korban

CIANJUR – Angka kasus serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) Kabupaten Cianjur terbilang tinggi. Periode Januari hingga November 2018, sudah terjadi 355 kasus DBD. Dari jumlah ratusan itu, satu orang berdomisili di Kecamatan Sukaluyu dinyatakan meninggal dunia.

Meski terbilang banyak, namun tren jumlah kasus tersebut diklaim menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 400 kasus tanpa korban jiwa. Dari 32 kecamatan yang ada di Kabupaten Cianjur, dua kecamatan dinyatakan paling banyak memberikan ’kontribusi’ jumlah kasus DBD yaitu Kecamatan Cianjur dan Sukaluyu.

Bacaan Lainnya

Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Rostiani Dewi mengatakan, penyakit DBD disebabkan nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue. Selain dengue, nyamuk Aedes aegypti pun membawa virus demam kuning, chikungunya dan demam Zika.

Perkembangbiakan nyamuk yang berada di tempat tidak bersih menjadi salah satu faktornya. ”Dalam pencegahannya kita selalu memberikan imbauan kepada masyarakat untuk mengenali tiga M yaitu membuang sampah pada tempatnya, menutup penampungan air dan menimbun barang bekas yang menjadikan tempat berkembangbiak nyamuk,” ujarnya kepada Radar Cianjur.

Sayangnya, pencegahan yang dilakukan berbanding terbalik dengan realita di lapangan, sehingga kasus DBD seakan masih meningkat. Pada dasarnya, kebersihan lingkungan yang harus menjadi perhatian.

”Tetap saja, masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar nyamuk tidak berkembang pada musim hujan seperti saat ini,” tambahnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *