Ke Hejaz Railway Museum, Saksi Sejarah Kereta Api Pertama di Madinah

Di dekat pintu masuk museum terdapat satu gerbong berwarna cokelat. Gerbong itu pernah berjaya pada masanya. Agak masuk ke dalam, terdapat amfiteater mini untuk tempat pertunjukan atau sekadar nongkrong.

Di pinggir taman terdapat kios-kios yang menyajikan aneka camilan dan minuman. Sekilas mirip Taman Bungkul di Surabaya. Agak aneh rasanya melihat pemandangan serbahijau di Arab Saudi yang panas dan tandus.

Bacaan Lainnya

”Kota Madinah memang berbeda dengan Makkah,” kata M. Rofi’i, warga Indonesia yang menjadi penerjemah bagi petugas haji. Tata Kota Madinah, jelas Rofi’i, lebih baik. ”Banyak taman. Lebih tenteram,” ujarnya.

Di ujung museum ada dua lokomotif yang pernah beroperasi pada 1900-an. Namun, dua lokomotif itu telah dirombak menjadi restoran unik. Lokomotif dicat warna hitam dan tersambung dengan 12 gerbong. Tapi bukan gerbong asli. Gerbong-gerbong tersebut telah disulap menjadi ruang makan. Saat malam, restoran lokomotif itu terlihat lebih hidup karena dihiasi lampu sorot.

Restorasi museum rupanya belum selesai. Sebab, di beberapa lokasi terlihat material proyek masih berserakan. Rencananya, museum itu dilengkapi kids zone untuk area permainan anak. Ada juga rencana pembangunan taman baru yang sedang dikerjakan.

Kerajaan Arab Saudi kini memang getol-getolnya membenahi berbagai objek wisata. Mereka telah mencanangkan gerakan Saudi Vision 2030. Inti gerakan itu adalah melepaskan Saudi dari ketergantungan pada minyak. Sektor pariwisata diharapkan mampu mengganti pendapatan negara dari penjualan minyak. Nah, Hejaz Railway Museum termasuk salah satu destinasi wisata andalan Saudi yang kini direstorasi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *