Pegadaian Jangan Gegabah Jadi Perusahaan Terbuka

JAKARTA – PT Pegadaian (Persero) diketahui mau melakukan penjualan saham, melalui penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meminta Pegadaian mengkaji ulang rencana IPO tersebut.

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, Pegadaian seharusnya fokus meningkatkan nilai perseroan dan terus berinovasi agar keberadaannya bisa memberikan manfaat luas kepada seluruh masyarakat.
Karena itu, Rini meminta Pegadaian jangan dulu menjadi perusahaan terbuka (go public). Menurutnya, perseroan merupakan aset negara yang dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya.

“Pegadaian itu kan aset negara ya, jangan dulu jadi tbk (perusahaan terbuka). Kan buat anak-anak, cucu-cucu kita nanti. Yang penting sekarang bagaimana bisa meningkatkan nilai,” kata Rini di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Perlu diketahui, Pegadaian dianggap publik sebagai satu-satunya BUMN yang secara langsung bisa melakukan penyaluran dana lewat sistem gadai ke masyarakat.

Meskipun Pegadaian didorong untuk fokus meningkatkan nilai perseroan, tapi peluang perseroan untuk menjadi perusahaan berstatus Tbk ke depannya tetap terbuka lebar. Dalam melakukan listing di BEI dinilai tetap aman bagi negara. Namun, Rini melihat, saat ini masih belum tepat sehingga Pegadaian diminta untuk mengevaluasi rencana go public.

“Kalau mau memperluas (bisnis) lagi, baru go public, tapi tergantung kebutuhan ke depan. Jadi Pegadaian sejauh ini belum perlu tbk,” tuturnya.

Rini menekankan, akan terus berupaya menjaga BUMN dapat dinikmati oleh generasi berikutnya. “Tugas saya adalah supaya menjaga bagaimana BUMN ini bisa sehat terus, supaya bisa diteruskan ke cucu-cucu,” katanya.
Sebagai informasi, Pegadaian dikabarkan memiliki rencana untuk IPO. Direktur Utama Pegadaian Sunarso mengakui, pihaknya memang berencana untuk melakukan IPO. Dia me­nargetkan pada 2020 mendatang, Pegadaian sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebelum sampai ke tahap tersebut, menurut Sunarso, ada sejumlah langkah yang harus dilalui perusahaannya. Dia mengatakan, salah satunya adalah lewat transformasi perusahaan yang saat ini tengah berlangsung.
Menurut dia, Pegadaian perlu menyiapkan tahap squad organization dan project management agar memiliki sumber daya manusia (SDM) dan sistem yang kuat. “Selanjutnya masuk ke tahapan design dan deliver sehingga dapat melantai di bursa pada 2020,” jelas Sunarso.

Guna mempercepat transformasi perusahaan, Pegadaian punya nilai-nilai perusahaan yang baru bernama G-5 Star Generation. Nilai-nilai ini merupakan program transformasi yang mulai dilakukan perseroan.

Perusahaan terus menumbuhkan bisnis yang ada sekarang alias Grow Core. Lalu menangkap peluang baru atau Grab New, serta mengembangkan talent internal (Groom Talent). Selain itu menciptakan teknologi generasi terkini alias Gen-Z Tech serta membangun budaya yang kuat (Great Culture).

Sunarso menilai, potensi bisnis perusahaannya masih sangat besar untuk terus tumbuh. Sekitar 68 persen nasabah Pegadaian rata-rata usianya di bawah 45 tahun alias berada dalam masa produktif.
Potensi ini bakal dimanfaatkan dengan peningkatan kualitas layanan digital dan memperbanyak jaringan agen. Ditambah, inovasi produk dan layanan lain yang akan terus dilakukan perseroan ke depan.

 

(rmol)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *