Mengulik Wisata Situ Gunung Sukabumi, Terkenal di Zaman Belanda, Tenggelam di Zaman Jepang

: Kondisi wisata danau situ gunung
WISATA : Kondisi wisata danau situ gunung saat dikelola oleh Belanda. Terlihat ada Penginapan.

Paviliun yang ceria di tepi sungai akan dibuat menawarkan kesempatan untuk mengonsumsi makanan dan minuman dengan harga yang sangat wajar. Singkatnya, disebutkan sebuah objek yang sempurna untuk perjalanan satu hari. Situ Gunung dapat dicapai dengan mobil, berbelok ke utara di Tjisaat lalu berjalan ± 8 Km naik bukit di sepanjang kampung makmur dan sawah subur, lebih jauh melalui kebun teh, lebih jauh melalui hutan pemerintah, sampai tiba di area dimana di kakinya terdapat situ. Sungguh pemandangan yang tak terlupakan.

Bacaan Lainnya

Dalam perkembangannya, area wisata di Situ Gunung tidak hanya dikelola oleh onderneming Situ Gunung juga para sukarelawan melalu klub-klub di beberapa kota berpartisipasi untuk turut membangun beberapa fasilitas seperti penginapan, bungalow dan bangun-bangunan untuk perkemahan. Het Vaderland : staat- en letterkundig nieuwsblad, 16-08-1934 juga memberitakan sudah ada agen di Belanda yang memasuk situs Situ Gunung sebagai objek wisata yang dapat dikunjungi/

Peresmian area wisata ini dilakukan pada bulan Oktober 1934 oleh Bupati Sukabumi dimana Bartels dan istri menjadi tuan rumah itu tercatat dalam Bataviaasch nieuwsblad, (29-10-1934).

Dalam pembukaan ini diluncurkan sebanyak 160 buah rakit dimana penduduk dibebaskan untuk menagkap ikan (semacam ‘ngubek situ’). Asisten Residen Sukabumi tidak bisa hadir dan diwakili oleh Controleur Bakker. Java Pacific Film Comp mendokumentasikan kegiatan tersebut.

Pada tahun 1941 di Sukabumi diketahui sudah ada nama hotel dan restoran yang menggunakan nama Situ Gunung dan laporannya tercatat di Bataviaasch nieuwsblad, (07-01-1941).

Ini menunjukkan bahwa area wisata Situ Gunung telah berkembang dan nama itu kemudian dibuat situsnya di tengah kota sebagai nama hotel dan restoran, Masih pada tahun 1941 diberitakan kesatuan angkatan laut yang berbasis di Tandjoeng Priok melakukan wisata yang dibagi ke dalam sejumlah grup dimana menjadi tujuan mereka wisata, yakni: Lido, (hotel en spa) Tjmelatie, Situ Gunung (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 08-07-1941). Ini mengindikasikan bahwa Situ Gunung telah menjadi salah satu tempat destinasi wisata yang penting (yang tidak kalah dengan Lido dan Tjimelatie). Namun tidak lama kemudian semua itu menjadi gelap. Situ Gunung menjadi sepi sendiri.

Pada tahun 1942 berakhir masa kolonial Belanda dan kemudian digantikan pendudukan militer Jepang. Tentu saja tidak ada lagi wisatawan yang datang ke Situ Gunung. Pada era perang kemerdekaan wilayah Sukabumi memang sudah dikuasai oleh Belanda/NICA tetapi sebagai bagian wilayah gerilya Republik Indonesia tentu saja dari sudut pandang wisatawan tidak termasuk kategori aman.

Pada era perang kemerdekaan hanya sejauh wilayah Lido yang diberitakan dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Besar dugaan setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda (1950) nama Situ Gunung secara perlahan tenggelam di tengah hutan belantara.(*)

Pos terkait