Begini Pesan Bupati Sukabumi Peringati Hari Otda ke XXVIII

Bupati Sukabumi
Bupati Sukabumi Marwan Hamami

PALABUHANRATU – Di momen hari otonomi daerah ke XXVIII, Bupati Sukabumi Marwan Hamami meminta seluruh perangkat daerah dapat menguatkan kembali fungsi otonomi daerah untuk terus menjadi pedoman bagi kebijakan kedepan.

Hal itu diungkapkan Marwan Hamami kepada Radar Sukabumi sesaat usai upacara peringatan hari otonomi daerah yang dirangkaikan dengan hari bumi sedunia ke-54 yang mengusung tema Otonomi Daerah berkelanjutan menuju ekonomi hijau dan lingkungan yang sehat.

Bacaan Lainnya

“Ini kan secara protokol adalah menguatkan kembali fungsi otonomi daerah untuk terus menjadi pedoman bagi kebijakan,” ujar Marwan. Kamis, (25/4).

“Terutama hari ini dikuatkan kembali bagaimana kebijakan kebijakan pemerintah daerah itu kepada ecco green,” imbuhnya.

Terlebih, kata Marwan setelah mendengarkan paparan menteri dalam negeri Republik Indonesia Tito Karnavian yang memang faktanya sejauh ini bagaimana kebijakan kebijakan pemerintah daerah bisa menjawab persoalan persoalan yang selama ini memang perlu disikapi.

“Karena faktor faktor banyak variabel variabel yang mencapai ke arah itu, sehingga sangat harus diperlukan kolaborasi kebersamaan antara kebijakan, pemerintah dan juga seluruh steakholder,” jelasnya.

Adapun terkait Ecogreen, lanjut Marwan pemerintah kabupaten Sukabumi sejak dari awal hal tersebut dicanangkan sudah mulai melakukan kebijakan ke arah yang telah ditentukan pemerintah pusat.

“Ecogreen dari awal juga kita sudah, salah satu yang dilakukan adalah bagaimana industri industri dipergunakan soal system itu, seperti aqua itu sudah memulai di Sukabumi,” terangnya.

“Kita menginisiasi untuk kemudian juga untuk energi baru terbarukan, energi angin, walaupun dipindahkan ke Sulawesi ini sudah mulai terus, dimulai sebenarnya dari Sukabumi semuanya,” sambungnya.

Lanjut Marwan, jadi rencana PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Bayu) yang di Ciemas tetap akan teruskan, karena saat ini masih terbentur persoalan dengan penggunaan lahan perhutani dan PTP hingga akhirnya di pindah ke Sulawesi terlebih dahulu.

“Enggak ada yang gagal, apalagi menjadi tiga perusahaan kalau tidak salah yang akan memanfaatkan potensi angin untuk jadi energi itu,” tandasnya. (Ndi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *