Mengulik Wisata Situ Gunung Sukabumi, Terkenal di Zaman Belanda, Tenggelam di Zaman Jepang

: Kondisi wisata danau situ gunung
WISATA : Kondisi wisata danau situ gunung saat dikelola oleh Belanda. Terlihat ada Penginapan.

Seekor burung hitam besar, anggun seperti spesies burung bangau, melayang tampak di kedalaman (jurang). Wisatawan juga memperhatikan disini, untuk pertama kalinya, semacam burung tertentu.

Bacaan Lainnya

Wisatawan bertanya kepada pemandu apa namanya dan mendapat jawaban bahwa itu adalah ‘manuk’ (burung). Wisatawan tidak puas jawaban lalu bertanya lebih lanjut dan pemandu itu menjawab dengan tambahan: ‘manoek goenoeng’. Wisatawan juga tidak menemukan pohon kelapa dan hanya terdapat di arah bawah sana.

Setelah beberapa waktu akhirnya jalan setapak berbelok dan jauh di bawah wisatawan melihat terbentang danau Situ Gunung, putih dan tenang. Wistawan kemudian mendesktripsikan apa yang diamati dipahaminya. ‘Dalam keindahan, baik dalam bentuk maupun di sekitarnya, lembah ini memiliki sedikit lebih rendah daripada Telaga Patengan, danau pegunungan yang menawan setinggi lima ribu kaki di lereng barat Patuha, situ seperti kuali, dimana dulu berapi dan berasap.

Tetapi situ ini (Situ Gunung) tidak ada jejak aktivitas vulkanik disini, ini dapat dirasakan dari suhu air. Wisatawan menduga terbentuknya situ karena tenggelamnya dasar sebagai dampak yang berasal dari gunung berapi melalui kawah samping gunung Gede.

Di antara tepian yang tinggi, permukaan air tidak bergerak di kedalaman: tidak ada ikan yang berenang di atasnya, tidak ada burung yang meluncur dengan ujung sayap menyambar ikan.

Di area ini tidak ada kesan tempat tinggal manusia yang mencerminkan mereka pernah mengalami banjir, tetapi kopi tampak ditanam. Sebagian besar, dinding bagian dalam cekungan yang indah telah dibersihkan dan ditanami dengan tanaman dan pada bagian yang terjal tampak gundul yang menjadi jatuh hujan ke dalam danau.

Hanya bagian terkecil dimana sudut hutan asli masih menempel ke danau. Area danau tampaknya kantong kebun kopi milik pemerintah. Sebelum kopi pohon rasamala mengelilingi danau di semua sisi karena hutan.

Besar dugaan sejak zaman Zwaardecroon dan van den Bosch area ini dibuka untuk tanaman kopi. Beberapa pohon rindang besar di pinggir danau dimana terdapat beberapa pondok yang luas yang dilengkapi dengan sebuah meja.

Menurut pemandu juga ada yang datang untuk memancing di kedalaman. Pemandu mengatakan kepada saya di situ terdapat ikan mas yang mencapai ukuran yang cukup besar. Terlihat ada rakit yang ditambatkan di depan pondok, sebuah sasak di dua kano, saya diberitahu itu dibuat untuk melayani wedana (kepala distrixt), yang datang ke sini dari waktu ke waktu.

Sudah Dikenal Sejak 1830

Keterangan wisatawan ini tidak menjelaskan apakah sudah ada orang Eropa sebelumnya yang datang di danau Situ Gunung. Meski tidak ada informasi ini, paling tidak diketahui bahwa area Situ Gunung sudah dikenal sejak lama bahkan pada era van den Bosch (1830-1833) sudah dijadikan sebagai wilayah penananam kopi.

Seperti diutarakan pemandu adanya rakit karena kebutuhan kepala district yang kerap mengunjunginya. Adanya pondok di bawah pohon rindang besar dugaan muncul sejak diberlakukannya koffiestelsel pada era van den Bosch.

Pos terkait