Jembatan Situ Gunung Sukabumi Dibangun Pakai APBN?

Jembatan Gantung Situ Gunung yang berlokasi di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.

KADUDAMPIT – Jembatan gantung Situ Gunung Sukabumi alias Suspension Bridge of Situ Gunung yang berlokasi di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi dibiayai dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara? Pertanyaan ini tengah viral dan menjadi buah perbincangan di berbagai platform media sosial Sukabumi.

Sekadar informasi, bahwa jembatan gantung terpanjang di Asia Tenggara, yaitu sepanjang 243 meter dengan ketinggian 107 meter di atas sungai di biayai oleh APBN. Jembatan yang hasil kerja sama pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dengan pihak ketiga yang dibangun dengan mekanisme Bangun Guna Serah (BGS).

Bacaan Lainnya

Radar Sukabumi pun menghubungi, Dede selalu Direktur PT Fontis Aquam Vivam yang merupakan pengelola Jembatan Gantung Kadudampit. Dede memastikan, informasi yang beredat dipastikan tidak benar. Karena, pembangunan jembatan gantung yang saat ini menjadi tujuan destinasi wisata dari berbagai daerah itu tidak menggunakan dana APBN.

“Pembangunan Jembatan Gantung ini tidak menggunakan APBN sedikitpun dan murni kami (PT Fontis Aquam Vivam, red.) yang membiayainya,” jelas Dede kepada Radar Sukabumi saat dihubungi, Minggu (6/12).

Selain itu, Jembatan Gantung tersebut, merupakan kerjasama antara perusahaannya dengan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP). Sehingga, Dede kembali menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar.

“Jadi tentang kawasan kami kerjasama dengan TNGGP, perizinan dan lainya pun sudah dilengkapi hingga level Kementrian, izin kami bahkan keluarga hingga 55 tahun,” sebutnya.

Dede pun menjabarkan, pasca kawasan wisata Situ Gunung dan sekitarnya dikelola oleh PT Vontis Aqua Vivam, target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang semula hanya ditarget Rp 300 juta pertahun, menajdi Rp. 6 miliar pertahun.

“PNBP dari kawasan wisata Situ Gunung itu terakhir menjadi Rp 6 Miliar, dan itu pemasukan terbesar ke empat seluruh Indonesia,” rincinya.

Tidak hanya bagi pemerintah pusat, Dede melanjutkan, kontribusinya ke Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi setiap bulannya melalui pajak diserahkan. Bahkan, pendapatan perkapita masyarkat sekitar meningkat cukup drastis.

“Yang pasti, kami berusaha memberikan manfaat, baik itu kepada negara dan masyarakat dengan tetap menjaga kondisi lingkungan,” pungkasnya. (upi/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *