Kontribusi Nyata IMN Sukabumi Membangun Desa, Terjunkan 630 Mahasiswa dalam Program Kuliah Kerja Nyata

ahasiswa Institut Madani Nusantara (IMN) Sukabumi
Sejumlah mahasiswa Institut Madani Nusantara (IMN) Sukabumi mengikuti pembekalan sekaligus pelepasan persrta KKN.

RADAR SUKABUMI – Sebanyak 630 mahasiswa Institut Madani Nusantara (IMN) Sukabumi akan berkontribusi secara langsung, terhadap kemajuan desa-desa di wilayah Kabupaten Sukabumi dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan dimulai pada 1 Agustus 2022 mendatang. Ratusan mahasiswa tersebut akan disebar di 24 kecamatan di Kabupaten Sukabumi dan satu kecamatan di Kabupaten Bogor.

Desa-desa sengaja dipilih menjadi lokasi KKN merupakan desa tertinggal atau yang terdalam. Hal itu bukan tanpa sebab. Rektor IMN Sukabumi, Prof. Endin Nasrudin menilai pembangunan daerah terpencil ini masih kurang dan juga hal ini sesuai dengan tujuan dari KKN sendiri yaitu membantu program pemerintah dalam melaksanakan pembangunan terutama di bidang pemerataan pembangunan baik agama, ekonomi sosial dan politik.

Bacaan Lainnya

“Harapannya mereka ini mampu membangun sebuah desa melalui inovasi-inovasi yang dimiliki para mahasiswa selama kuliah di IMN,” terang Prof. Endin Nasrudin yang ditemui Radar Sukabumi di sela-sela kegiatan Pembekalan dan Pelepasan KKN Institut Madani Nusantara Sukabumi pada, Minggu (24/7).

Tahun ini jumlah mahasiswa peserta KKN mengalami peningkatan yang signifikan pasca transformasi dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi menjadi IMN.

Kegiatan ini dibuka langsung Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi serta didampingi Anggota Komisi II DPR RI, Fraksi Partai Demokrat Mohamad Muraz yang juga mantan Wali Kota Sukabumi.

Dalam sambutannya, Achmad Fahmi menekankan mahasiswa disamping harus memiliki kemampuan akademik juga terkait sosial kemasyarakatan termasuk melalui KKN.

”Apresiasi kepada IMN yang melepas sebanyak 630 mahasiswa untuk KKN yang disebar ke berbagai daerah,” imbuhnya.

Dalam KKN, para mahasiswa diingatkan untuk mampu memberikan edukasi kepada warga dan jadi jembatan informasi antara pemerintah dengan warga. Sehingga, ketika ada masalah di masyarakat dengan cepat dapat disampaikan kepada pemerintah. Intinya KKN memberikan edukasi ke warga, terlebih dalam kondisi seperti saat ini.

KKN merupakan salah satu tahapan yang wajib dilaksanakan mahasiswa sebelum resmi menyandang gelar kesarjanaan. Hal ini karena para sarjana yang disiapkan tidak hanya memiliki kemampuan akademik tapi kemampuan utuh terkait sosial kemasyarakatan.

”Kemampuan sosial kemasyarakatan ini yang dibutuhkan, karena di masyarakat akan lebih lama mengalami ujian dibandingkan belajar di kelas Sebab ketika selesai sarjana akan banyak ujian baru karena belajar memahami kondisi masyarakat,” ungkap Fahmi.

Itulah sebabnya, peserta KKN dapat memaksimalkan waktu 40 hari dengan sebaik mungkin dalam mempelajari dinamika sosial masyarakat. “Jadi mari memahami dan menggali serta berupaya simpati dan empati dengan kondisi masyarakat saat ini,” ajaknya.

Ke depan lanjut Fahmi ada tantangan berupa pelibatan teknologi akan mengurangi pelibatan manusia dalam berbagai sektor. Sehingga diperlukan kesiapan dalam menghadapinya.

Pos terkait