Pergerakan Tanah ‘Membelah’ 10 Rumah Warga Desa Mekarsari Sukabumi

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani, saat meninjau lokasi pergerakan tanah di Kampung Jati, RT 05/04, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Rabu (03/02/2021).

NYALINDUNG, RADARSUKABUMI.com – Ancaman bencana pergerakan tanah di Sukabumi terus berlanjut hingga hari ini, Rabu (3/2/2021). Kali ini, retakan tanah telah mengancam dan merusak sebanyak 10 rumah warga di Kampung Jati, RT 05/04, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani mengatakan, bencana pergerakam tanah yang menerjang wilayah tersebut, terjadi setelah wilayah Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, diguyur hujan deras dengan intesitas cukup tinggi. “Sehingga menyebabkan retakan retakan pada dinding rumah warga,” kata Anita kepada Radar Sukabumi, Rabu (03/02/2021).

Bacaan Lainnya

Dampak dari pegerakan tanah ini, ujar Anita, sedikitnya 10 rumah warga dari 13 Kepala Keluarga (KK) dan 42 jiwa telah terancam dari pergerakan tanah ini. “Hasil asessmen kami dilapangan, dari 10 rumah warga ini, empat rumah mengalami rusak berat dan enam rumah lainnya di kategori rusak ringan,” paparnya.

Saat ini, kondisi pergerakan tanah semakin meluas dan berdampak pada rumah warga sekitar terancam dan sebagian rusak. Ini terjadi lantaran intensitas curah hujan yang melanda Sukabumi cukup tinggi. “Tidak ada korban jiwa, sementara untuk jumlah kerugian materil dan kebutuhan warga yang terdampak dari bencana ini, masih dalam proses perhitungan atau inventarisir,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, saat ini BPBD Kabupaten Sukabumi dan Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) kecamatan Nyalindung terus melakukan koordinasi dan penanganan dengan Camat Nyalindung, Kasi Sosbud Kecamatan Nyalindung, Pemdes Mekarsari, Satpol PP Nyalindung, Babinsa Desa Mekarsari, Bhabinkamtibmas Desa Mekarsari dan BPD DESA Mekarsari. “Kami bersama-sama terus melakukan pemantauan untuk mengetahui perkembangan kondisi pergerakan tanah itu,” pungkasnya. (Den/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *