Bencana Alam di Kabupaten Sukabumi Didominasi Angin Kencang, Kerugian Capai Rp4,3 Milyar

Bencana angin kencang
RUSAK : Petugas gabungan saat mengevakuasi pohon pete setinggi 15 meter tumbang hingga menimpa rumah warga di Kampung Sukamaju, RT 01/RW 01, Desa Mandrajaya, Kecamatan Ciemas, pasca hujan deras disertai angin kencang pada Sabtu (04/02) pagi.(foto : ist)

SUKABUMI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, mengklaim ratusan bencana alam yang menerjang wilayah terluas ke dua se Pulau Jawa dan Bali, telah menelan jumlah kerugian materil hingga mencapai miliyaran rupiah.

Koordinator Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna kepada Radar Sukabumi mengatakan, berdasarkan data yang tercatat dari info grafis kejadian bencana BPBD Kabupaten Sukabumi periode Maret 2024, terdapat 64 bencana alam.

Bacaan Lainnya

Dari puluhan bencana alam yang terjadi sepanjang Maret 2024 itu, teridiri dari 22 tanah longsor, 4 banjir, 35 angin kencang, 1 gempa bumi, 2 pergerakan tanah dan 4 bencana lainnya. Seperti kebakaran rumah,” kata Daeng kepada Radar Sukabumi pada Minggu (21/04).

Lebih lanjut ia menjelaskan, dari semua jenis bencana alam ini, bencana angin kencang dan tanah longsor merupakan jenis bencana yang mendominasi di Kabupaten Sukabumi sepanjang periode Maret tahun 2024.

64 bencana alam ini, telah menerjang sebanyak 19 kecamatan yang tersebar di wilayah Kabupaten Sukabumi. Yakni, Kecamatan Cisolok, Jampangtengah, Sagaranten, Pabuaran, Ciemas, Waluran, Nyalindung, Palabuhanratu, Bantargadung, Parungkuda, Parakansalak, Cikidang, Cikakak, Cidolog, Sukabumi, Gunungguruh, Cikembar, Nagrak dan Kecamatan Kabandungan.

“Tidak ada korban jiwa pada bencana alam yang terjadi sepanjang Maret 2024 itu, hanya saja kami mendapatkan laporan ada 3 jiwa yang mengalami luka-luka,” paparnya.

Dampak kejadian bencana sepanjang Maret 2024 tersebut, telah menyebabkan 139 Kepala Keluarga (KK) dan 442 jiwa menderita. “Sementara, untuk jumlah warga yang mengungsinya ada 117 KK dan 323 jiwa. Sedangkan untuk yang terancamnya ada 5 KK dan 17 jiwa,” paparnya.

Berdasarkan asessment petugas dilapangan, bencana alam yang terjadi selama bulan Maret 2024 itu, telah menyebabkan kerusakan rumah sebanyak 146 unit. Ini terdiri dari 127 rusak ringan, 11 rusak sedang, 8 rusak sedang serta 5 unit rumah terancam rusak.

“Sedangkan untuk fasum dan fasosnya, ada 16 unit yang rusak. Selain itu, 80 hektare lahan pesawahan juga ikut terdampak dari bencana alam itu. Sementara, untuk jumlah kerugian materilnya mencapai Rp4.370.000.000,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *