Mendaki Bukan Hanya Untuk Lelaki

“Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat.

Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung” (So Hok Gie). Hal itulah yang menjadi salah satu dasar gadis asli Sukabumi Herlina Krisnawati menjelajah setiap peloksok Negeri, tak terkecuali Sukabumi.

Ya meski, tak banyak kaum perempuan yang menekuni hobi mendaki. Namun, tak membuat gadis berambut panjang ini mengendorkan petualangannya. Alasanya jelas, dengan mendaki dan menjelah negeri, dirinya jadi bisa cara bersyukur dan mencintai negeri sendiri. Hanya dengan cara menaklukan pucak tertinggi dan bersilaturahmi dengan alam lah bisa menjadikan manusia itu sendiri kuat.

“Ia tak banyak, perempuan yang mau bersusah payah mendaki gunung. Digunung tak ada Toilet, tidak ada Sinyal apalagi Internet. Jika ingin makan kamu harus masak sendiri kan, badan dan pakaian kotor penuh debu, seluruh tubuh pegal-pegal. Jika siang hari kepanasan dan jika malam hari kedinginan. Kalau cewek manja, mana ada yang mau, “Cetus wanita yang lebih akrab dengan sebutan Decan kepada koran ini, (22/12) .

Boleh saja, bagi ada yang melihat bahwa pendaki cewek itu distigma negatif. Toh manusia tidak semuanya sama cara berfikirnya. Boleh juga, mereka menganggap wanita pendaki itu kebanyakan tomboy, dekil, cuek dan jarang mandi tapi faktanya tidak semua juga. “Hahahaha, tidak juga begitu. Saya contohnya kan cantik begini, “ujarnya sambil tertawa

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *