Remaja Sehat Bebas Anemia

Nina Nurtikasari, AMG (Instalasi Gizi RSI.Assyifa)

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Salah satu pondasi utama dari pembangunan suatu bangsa adalah sumber daya manusia (SDM). Sebuah bangsa bisa unggul dan bersaing ditengah kompetisi global saat ini jika memiliki masyarakat cerdas dan rakyat yang sehat.

Remaja sebagai salah satu bagian dari SDM dan generasi penerus bangsa yang perlu diperhatikan kesehatan dan gizinya karena akan mempengaruhi kualitas hidup pada usia produktif dan usia selanjutnya.

Masalah gizi yang sering terjadi pada saat remaja adalah anemia. Terjadinya anemia adalah karena kondisi kekurangan mikronutrien zat besi (Fe) yang tidak hanya menjadi masalah badi Indonesia tetapi juga banyak dialami Negara di Asia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementrian Kesehatan (Kemenkes), dari tahun 2013 sampai 2018 terdapat kenaikan prevalensi anemia pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu dari 18,4 persen menjadi 32 persen.

Mengapa remaja putri mengalami anemia? 1. Kurangnya konsumsi makanan sumber zat besi, 2. Remaja putri yang memasuki masa pubertas mengalami pertumbuhan pesat sehingga kebutuhan zat gizi meningkat sementara asupan makanan mungkin tidak mengandung zat gizi yang cukup 3. Menderita penyakit infeksi, 4. Kehilangan zat besi pada pendarahan termasuk haid atau dengan waktu haid yang lama 5. Tidak mengkonsumsi tablet tambah darah ( TTD ) sesuai anjuran, 6. Banyak remaja putri melakukan diet yang keliru menurunkan BB, diantaranya mengurangi asupan protein hewani yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan Hb darah.

Anemia sangat penting karena pada prosesnya terjadi perubahan jaringan terutama otak dan otot yang berakibat kekurangan oksigen sehingga menimbulkan, risiko pada remaja, yaitu prestasi belajar rendah dan imunitas menurun.

Kedua, bila sudah menikah, akan beresiko saat hamil seperti pendarahan yang mengakibatkan resiko pendarahan, pertumbuhan bayi terhambat dan resiko kematian.

Bagaimana mencegah dan mengatasi anemia yang terjadi pada remaja putri ? Konsumsi makanan bergizi seimbang dan mengandung zat besi. Secara rutin minum tablet tambah darah. Makanan fortifikasi zat besi. Kebersihan lingkungan dan pribadi dan kontrol penyakit infeksi.

Selain suplementasi, upaya lain yang perlu dilakukan adalah edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman serta penerapan tentang makanan gizi seimbang.

Dalam masa pandemic covid ini, pemberian TTD dan edukasi pada remaja putrid tetap harus dilakukan dengan modifikasi atau penyesuaian pelayanan dan integrasi program. Pemantauan dan evaluasi distribusi TTD dilakukan secara berkesinambungan.

Diperlukan dukungan, kordinasi, integrasi dan komitmen dari seluruh mitra pembangunan untuk meningkatkan status gizi remaja. Tujuan yang diharapkan adalah terwujudnya remaja yang sehat, status gizi baik, dan perbaikan 3 generasi bangsa, sehingga Indonesia menjadi kuat. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *