Mengintip Ambisi Belitung Jadi Geopark Dunia

Terong berhasil berubah dari desa yang hancur akibat galian timah ke desa jujukan wisata. Upaya menjadikan Belitung geopark dunia juga diharapkan kian membuka kesadaran warga bahwa mereka punya banyak kekayaan lain di luar timah.

SAHRUL YUNIZAR, Belitung

DI pusat desa wisata itu dua gazebo telah berdiri. Ditambah sebuah resto, area pemancingan alam, dan kolam renang alam.
Kolam renang alam? Ya, kolam renangnya memang alami. Memanfaatkan sungai desa. Airnya sangat jernih. Dasarnya jelas kentara dari atas jembatan kayu yang menghubungkan sisi kanan dan kiri sungai.

Sebuah keelokan yang tak terbayangkan bisa didapat dari bekas galian timah. ”Dulu rawa semua. Betul-betul hancur, tidak bisa diinjak sama sekali,” ungkap Iswandi, warga desa tempat bekas rawa itu berada, Desa Terong, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung.

Iswandi itulah yang jadi pelopor perubahan di Terong. Dari sebuah desa yang, dalam bahasa Iswandi, jangankan disinggahi, dilirik saja tidak, jadi jujukan wisata baru. Bahkan, kini Terong dipilih Badan Pengelola Geopark Belitung sebagai satu di antara 10 geosite (situs peninggalan geologi) yang diprioritaskan untuk dikembangkan. Sepuluh tempat itu yang jadi ujung tombak Belitung agar kelak bisa ditunjuk Unesco (badan PBB yang mengurusi pendidikan, sains, dan kebudayaan) sebagai geopark dunia. Seperti Gunung Batur dan Pegunungan Sewu.

Semua itu jelas tak terbayangkan oleh Wandi –sapaan akrab Iswandi– ketika membulatkan tekad mengajak warga desanya berbenah. Yang mendorongnya kala itu hanya wajah desanya yang hancur. Seiring merosotnya kejayaan timah.

Padahal, Terong sebenarnya terletak di posisi strategis. Di poros jalan Tanjung Pandan–Tanjung Kelayang yang membelah Bumi Laskar Pelangi itu. Setiap pelancong yang hendak pelesir ke Pantai Tanjung Tinggi atau Tanjung Kelayang dari Tanjung Pandan juga pasti lewat di sana.

Tapi, lubang-lubang besar bekas galian timah membuat tak seorang pun sudi mampir. Padahal, Terong punya 7 kilometer garis pantai. Membentang sampai perbatasan Desa Tanjung Binga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *