Yang Miris di Kota Kaligrafi

Kaligrafi Sukabumi
Kaligrafi Sukabumi

(Sebuah catatan untuk pengembangan Kaligrafi Kota Sukabumi)

Oleh: Boby es-Syawal el-Iskandar
(Kabid Litbang PKALEMKA Pemilik Rumah/Sekolah Batik Karamat)

Bacaan Lainnya

 

Sabtu (17/6/2023) lalu, saya diminta lagi untuk menjadi Juri Kaligrafi jenjang SMP pada kegiatan PENTAS PAI Tingkat Kota Sukabumi 2023. Ada 20 peserta yang ikut tercatat dalam daftar hadir yang g didominasi peserta putri, karena yang putra cuma 5 orang.

Ada rasa miris yang menerpa hati ketika melihat peserta mulai mengerjakan karya mereka. Betapa tidak? Dari 20 peserta tersebut, hanya 4 peserta yang sudah ‘melek’ teknis pembuatan hiasan mushaf yang menjadi pilihan pada lomba Kaligrafi di Pentas PAI yang dilaksanakan hingga tingkat nasional ini.

Itu artinya, 16 peserta lainnya atau kurang dari 25% peserta belum mengenal Kaligrafi golongan hiasan mushaf. Ini bisa dilihat dari beberapa desain yang dibuat oleh para peserta tersebut. Salah satu peserta malah membuat karya dengan konsep Kaligrafi Kontemporer yang merupakan golongan lainnya dalam cabang kaligrafi.

Sementara sisanya memang sudah mengarah pada bentuk hiasan mushaf walau dibuat dengan model yang sangat-sangat sederhana. Misalnya, bentuk desain bidang ayat dan ornamen dibuat secara manual dengan bantuan penggaris dan jangka.

Pewarnaan masih menggunakan spidol warna yang kecil, crayon dan cat air biasa bukan jenis acrylic. Kalau pun ada yang sudah menggunakan pewarna jenis posca, namun bentuk desain dan teknik yang digunakan masih sangat tradisional (hanya dengan bantuan penggaris dan jangka tadi).

Padahal, 4 peserta lainnya sudah menggunakan bantuan mal (cetakan) untuk ornamen dan bidang ayat yang cukup dibasuh menggunakan kain lap/tisu yang sudah dibasahi bensin/thiner.

Hal-hal inilah yang membuat hati saya sedih dan miris, menyaksikan begitu timpangnya metode yang digunakan para peserta. Padahal, secara lisan pernah saya sampaikan kepada pihak-pihak terkait. Mulai dari para guru pembimbing (PAI), pihak sekolah bahkan kepada dinas terkait melalui kasi, kabid dan ketua PGM selaku panitia penyelenggara giat Pentas PAI ini.

Masukan saya adalah, agar pihak sekolah atas arahan/himbauan dinas pendidikan ‘menyekolahkan’ siswa/siswi mereka yang punya bakat dibidang Kaligrafi ke Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka. Caranya bisa dengan ikut program kursus yang ada di Lemka (biasanya hari Sabtu sore dan Minggu pagi).

Atau bisa juga dengan melakukan kerjasama program pengajaran Kaligrafi langsung di sekolah, baik itu dalam bentuk eskul maupun mulok. Yang terakhir ini berarti sekolah mendatangkan guru kaligigrafi dari Lemka.

Boby es-Syawal el-Iskandar ( Kabid Litbang PKALEMKA Pemilik Rumah/Sekolah Batik Karamat)
Boby es-Syawal el-Iskandar

Usulan serupa juga pernah saya sampaikan langsung kepada para pengurus LPTQ Kota Sukabumi, sudah sangat lama sekali. Konsepnya adalah pemberian beasiswa belajar kepada para putra/putri daerah yang punya minat di bidang kaligrafi.

Pemerintah Kota, melalui LPTQ, Kemenag dan Dinas Pendidikan melakukan pendataan dan seleksi terhadap potensi yang ada di 7 kecamatan yang meliputi 33 kelurahan. Teknisnya, bisa saja setiap kecamatan mengirimkan peserta baik dari kalangan pesantren maupun sekolah agama/umum untuk dibina di Lemka.

Segala resiko pembelajaran ditanggung oleh pemerintah melalui dinas pendidikan/kemenag. Kalau tidak memungkinkan karena alasan APBD yang terbatas, bisa juga dibuka kran orang tua asuh/CSR dari BUMD/swasta.

Bila ini disepakati, saya yakin bahkan haqqul yakin manfaatnya bukan sekedar prestasi tapi juga prestise bagi para pejabat yang bersangkutan. Tinggal soalnya, ada tidak kemauan untuk ke arah itu???

Bila usul ini bisa diwujudkan, niscaya akan banyak manfaat yang bisa diambil. Pertama, syiar pelajaran kaligrafi di kota sukabumi semakin bagus karena semua sekolah melakukan pembinaan Kaligrafi. Sehingga persaingan semakin ketat.

Kedua, para siswa yang serius mengikuti pembinaan Kaligrafi ini punya peluang untuk tampil pada event-event yang lebih tinggi dan dahsyat. Mulai dari MTQ tingkat kota/Kabupaten, provinsi dan nasional bahkan internasional. Sebagai informasi saja, tahun ini beberapa santri Lemka berhasil menjadi juara 1,2 dan 3 trmsuk harapan pada lomba Kaligrafi internasional yang dilaksanakan di Iraq. Ini belum termasuk para juara Lemka di event internasional yang dilaksanakan di Istanbul, Turki beberapa bulan lalu.

Yang ketiga, jika mereka istiqomah berlatih dan berhasil menjadi yang terbaik dalam setiap eventnya, tentu ada reward yang akan mereka terima. Mulai dari tropy, uang jutaan, puluhan hingga ratusan juta rupiah dari pemerintah provinsi dan pusat. Ini belum termasuk bonus ibadah umrah dari kota/Kabupaten yang mereka wakili. Tapi ini sekali lagi dengan catatan, bahwa mereka harus jadi yang terbaik. Dan untuk jadi yang terbaik, mereka harus belajar dan berlatih tanpa letih.

Sebagai informasi tambahan, hari ini saja sudah ada sekira 140-an calon santri baru dari seluruh provinsi di Indonesia termasuk dari Malaysia yang mendaftar di Pesantren Kaligrafi Alquran Lemka untuk tahun ajaran 2023-2024. Padahal pendaftaran secara resmi baru dibuka pada tanggal 1 sd 10 Agustus setiap tahunnya.

Harusnya kita, termasuk pihak orang tua, guru, sekolah, dinas terkait dan pemerintah merasa malu dan terpanggil untuk segera ambil langkah melakukan pembinaan secara lebih serius, tinggal temporer, mau ada lomba baru berlatih. Tidak ada event lomba mati suri. Pasalnya, mereka yang jauh dari Kota Sukabumi sudah berdatangan dan nyaris ga mau pulang karena betah di Sukabumi. Tapi orang Sukabumi sendiri malah _’hare-hare’ ..

Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya ingin mengajak kepada semua pihak tanpa terkecuali. Mari kita “Bumikan” Alquran di Kota Sukabumi, yang oleh almarhum H. Mokh. Muslikh Abddusyukur, M.Si. (Wali Kota Sukabumi 2 periode) diberi julukan “Kota Kaligrafi”, melengkapi julukan Kota Mochi & Kota Polisi. Jangan sampai terjadi, prestasi & prestise cabang kaligrafi justru miris di Kota Kaligrafi. _Wallahu a’lam bis-showab. (*)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Terima kasih atas perhatian ini ustadz, Semoga tidak lama lagi, para putra putri sukabumi bisa banyak yang menimba ilmu dari LEMKA baik jadi santri tetap atau santri kursus.. 🤲🙏🏻🙏🏻🙏🏻