Diabetes Ancam Anak Muda

Oleh: Syafira Dwi Aprilia
Mahasiswi STIKOM The London School of Public Relations

Jika mendengar diabetes, hal yang pasti muncul di pikiran kebanyakan orang adalah penyakit berbahaya yang penyebabnya kelebihan gula dalam tubuh. Penyakit diabetes juga seringkali disebut sebagai penyakit orang tua, sama seperti halnya penyakit darah tinggi, stroke, dan gangguan fungsi jantung. Tapi benarkah, diabetes hanya dapat menyerang individu usia lanjut?

Ternyata, tidak hanya orang tua yang dapat terserah penyakit diabetes. Anak muda juga memiliki potensi terkena penyakit tidak menular berbahaya ini. Jurnal “Epidemic Obesity and Type 2 Diabetes in Asia” yang dikutip oleh thelancet.com, menyatakan jika masyarakat Asia terkena Diabetes pada usia yang lebih muda. Peningkatan penyakit diabetes di Asia juga bisa dibilang lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat.

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 di Indonesia, jumlah penderita diabetes memperlihatkan kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari 6,9 persen pada tahun 2013 menjadi 8,5 persen di tahun 2018. Bahkan pada tahun 2030, Kemenkes memprediksi jumlah penderita diabetes akan mencapai 21.3 juta jiwa.

Diabetes sendiri dibagi menjadi dua jenis. Secara sederhana, diabetes tipe satu adalah diabetes yang disebabkan gangguan pada pankreas sehingga tubuh tidak bisa menghasilkan insulin untuk mengatur gula darah. Penyebab diabetes tipe satu sendiri hingga sekarang belum bisa diketahui secara pasti. Banyak faktor pemicu diabetes tipe satu sudah diteliti, tapi belum satu pun terbukti jadi faktor utama penyebab penyakit ini.

Berbeda dengan diabetes tipe satu, diabetes tipe 2 atau sering disebut dengan diabetes melitus adalah diabetes yang disebabkan oleh resistensi tubuh terhadap hormon insulin. Hal ini disebabkan oleh sel-sel dalam tubuh yang tidak lagi responsif terhadap insulin. Gaya hidup tidak sehat, kurang gerak fisik, hingga stress merupakan beberapa alasan penyakit diabetes kini juga mengintai masyarakat usia muda.

Aktivitas yang padat, membuat kebanyakan anak muda memilih hal-hal yang serba instan. Mengonsumsi Makanan tidak sehat seperti junk food ditambah minuman kopi tinggi gula adalah menu sehari-hari. Belum lagi ditambah tidak ada waktu untuk melakukan olahraga dan kebiasaan merokok.

Menurut American Diabetes Association, sekitar 5 ribu orang di bawah usia 20 tahun mendapat diagnosis diabetes tipe 2 setiap tahunnya, dan terdapat 352 juta orang usia muda berisiko terkena diabetes tipe dua. Komplikasi yang disebabkan oleh serangan diabetes di usia dini juga dapat berdampak pada kondisi yang serius. Beberapa penyakit komplikasi yang dapat menyerang adalah penurunan kesehatan jantung dan gagal ginjal.

Ketidaktahuan masyarakat mengenai gejala atau tanda-tanda mereka telah terserang diabetes juga memperparah keadaan ini. Umumnya, pasien akan datang menemui dokter ketika penyakitnya sudah masuk dalam fase yang cukup parah.

Gejala penyakit diabetes dapat ditandai dengan mudah haus dan lapar, buang air kecil terlalu sering, tubuh cepat merasa lelah, penglihatan mengabur, hingga penurunan berat badan secara drastis.

Anak muda dapat mencegah penyakit diabetes dengan memulai gaya hidup yang sehat. Terutama jika memiliki riwayat keluarga penderita diabetes. Gaya hidup sehat ini dapat dimulai dari pemilihan pola makan yang tepat.

Mengonsumsi makanan berlemak terlalu sering dapat menimbulkan efek negatif pada tubuh. Apalagi jika tidak diimbangi dengan konsumsi buah dan sayur. Jika tidak suka mengonsumsi buah dan sayur secara langsung, hal yanng dapat dijadikan alternatif adalah dengan membuat jus buah dan sayur.

Mengurangi konsumsi minuman tinggi gula seperti bubble tea dan minuman dalam kemasan juga dapat dilakukan demi mencegah diabetes. Jika memang tetap ingin menikmati minuman manis tanpa khawatir jumlah gula, gunakan pemanis seperti stevia. Stevia sendiri adalah tanaman asli dari Brazil yang dapat diektraksi menjadi pemanis dengan kalori nol.

Stress management yang baik juga diperlukan karena stress juga dapat menjadi salah satu penyebab penyakit diabetes. Ini disebabkan oleh hormon yang akan muncul ketika stres adalah adrenalin dan kortisol, yang mana kedua hormon ini juga berfungsi untuk meningkatkan gula darah untuk meningkatkan energi dalam tubuh.

Tubuh membutuhkan tidur setidaknya enam jam sehari. Kurang tidur dapat meningkatkan hormon kortisol dalam tubuh, yang dapat meningkatkan tingkat insulin dan menyebabkan gula darah tidak seimbang. Selain itu, tidur yang tidak nyenyak juga bisa membuat nafsu makan menggila.

Berolahraga secara teratur bisa membantu menjaga tubuh menajdi lebih sehat, juga meningkatkan sensitivitas terhadap hormon insulin dan menurunkan kadar gula dalam darah. Olahraga ringan seperti jalan cepat dapat menjadi alternatif untuk anak muda dengan aktivitas padat. Lakukan jalan cepat dengan durasi 30 menit sehari untuk menjaga kadar gula dalam rentang normal.

Tidak ada nakhoda yang akan merusak kapalnya sendiri. Melakukan pencegahan diabetes dengan menerapkan pola hidup yang sehat adalah bentuk dari self love atau menyayangi diri sendiri. Jangan sampai anak muda menganggap sepele makanan tinggi kalori dan gula yang mereka konsumsi. J

ika diabetes sudah menyerang, tentu saja akan mengganggu kegiatan dan mempengaruhi produktifitas, karena usia muda merupakan masa produktif dari seorang individu yang dapat diisi dengan kegiatan bermanfaat untuk masa depan.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *