Minggat Kunci Sukses Nasir

Sinyal ketiga pun berbunyi. Kapal mulai merenggang. Dermaga mulai ditinggalkan. Nasir meloncat! Di kapal itu Nasir menempatkan diri sebagai orang yang nunut. Harus tahu diri. Ia kerjakan apa pun yang bisa ia kerjakan: membantu masak, cuci piring, ambil air, bersih-bersih.

Malam-malam ia masuk kamar mesin. Yang biasanya sunyi dalam gemuruh. Ia akan membantu juru mesin. Biar juru mesin bisa istirahat. Ia senang mesin. Sejak kecil. Itulah sebabnya ia masuk STM. Jurusan mesin. Dan magang di Astra.

Bacaan Lainnya

Nasir bingung. Juru mesinnya sombong. Ia ajak bicara tidak mau menjawab. Akhirnya ia tahu: juru mesin itu bisu tuli. Cerita yang ia dapat: juru mesin itu dulunya tentara. Dihajar sampai ringsek. Akibat menembak komandannya. Sang juru mesin berhasil lari dari penjara. Entahlah.

Yang jelas Nasir berhasil berkomunikasi dengan si bisu-tuli. Dengan bahasa mesin. Satu hari satu malam kapal itu berlayar. Terlihatlah daratan Kalimantan. Kapal memasuki Muara Sungai Berau. Menyusuri sungai ke hulunya. Ke kota Tanjung Redeb, ibukota Berau.

Nasir disenangi seluruh awak kapal. Saat kapal sandar di dermaga Tanjung Redeb Nasir bingung: mau ke mana. Ini perantauan pertamanya ke luar Sulawesi. Ia pun menghadap kapten kapal: minta ijin tinggal di kapal. Sebelum mendapat pekerjaan.

Hari pertama Nasir keliling kota kecil itu. Mencari bengkel. Yang pemiliknya orang Bugis. Ia melamar. Dengan senjata ijazah STM-nya. Ditolak. Besoknya datang lagi. Ditolak lagi. Hari ketiga Nasir datang lagi. Kali ini harus berhasil. Sore itu kapalnya akan berangkat ke Pare-pare. Tidak ada lagi tempat menginap.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *