Nasdem Siap Hapuskan Politik Materialis Pragmatis

SUKABUMI— Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasdem Kota Sukabumi tak hentinya terus mengkampanyekan kepada masyarakat untuk menyuarakan pemilih yang Idealis normatif. Dengan kondisi saat ini pergeseran perilaku politik masyarakat sudah berubah cenderung menjadi Materialis Pragmatis.

“Pergeseran perilaku politik ini memang cukup sulit untuk merubah kembali ke Idealis normatif. Namun itu bukan hal yang mustahil kita butuh proses untuk merubah itu,”ujar Ketua DPD Nasdem Kota Sukabumi, Mulyono usai mengadakan kegiatan dialog kebangsaan bersama Akademi Bela Negara (ABN) Nasdem di Sekertariat DPD Nasdem jalan Syamsudin, SH, kemarin (21/9).

Bacaan Lainnya

Disisi lain, prinsip Nasdem itu adalah politik tanpa mahar. Sementara perilaku politik masyarakat masih ada tolok ukur yang beda yakni ke arah pragmatis meskipun tidak semua masayrakat. “Dengan adanya Taruna ABN ini mencoba berperan untuk mengkomunikasikan dan mensosialisasikan ke masyarakat, hingga masyarakat itu suatu saat akan sadar saat menghadapai even-even politik,” jelasnya.

Diakuinya, memang dalam memberikan pemahaman kepada masyarakat itu cukup sulit dan berat. Tapi perlu diyakini masayarakat lambat laun perliku politiknya bisa berubah menjadi idealis normatif. “Hasil kajian secara keseluruhan memang masih ada masyarakat yang pragmatis dan kita akan mencoba mengedukasi masyarakat agar tidak seperti itu, “ujarnya.

Mulyono pun menekankan kepada masyarakat, jika berprilaku politik secara pragmatis itu akan merugi selama lima tahun kedepan. Suara masayarakat ketika sudah dibeli atau dibayar dengan nilai nominal rupiah yang tidak seberapa tapi akan berdampak kepada pemerintahan selama dipimpin oleh orang yang membayar.

“Nah perilaku seperti menjadi tanggung jawab partai politik juga. Makanya kami berupaya menyadarkan itu. Ini merupakan hak mereka, untuk memilih pemimpin yang benar-benar mengetahui kemampuan untuk mambangun suatu wilayah yang dipimpinnya jangan sampai masyarakat rugi,” ungkapnya.

Memang tak diungkiri dalam politik itu perlu cost politik dari setiap kegiatan politik untuk kebutuhan-kebutuhan finansial. Tapi kalau sudah kecenderungan untuk membeli suara dengan mambayar masyarakat itu diluar kewajaran. “Karena sudah dibayar, pemimpin bisa seenaknya saja. Itu yang tidak di harapkan oleh partai Nasdem,” katanya.

Adanya ABN yang merupakan pemuda lulusan jenjang pendidikan D3 atau S1 yang disekolahkan di Akademi Bela Negara oleh partai nasdem. Mudah-mudahan bisa mencoba merubah pola pikir masyarakat agar menadi pemilih yang cerdas tanpa pragmatis. “Meskipun tidak berdampak secara cepat, tapi dikemudian hari masyarakat bisa sadar menjadi pemilih yang idealis. Benar-benar figur yang pantas menjadi sosok pemimpin tanpa dibeli oleh uang,” pungkasnya.

Sementara itu, Fasilitator Pendidikan ABN Angga Ramdhana, mengatakan keberadaan Akademi Bela Negara (ABN), bertujuan untuk menciptakan kader muda yang sesuai dengan visi dan misi Partai NasDem. Terlebih bagaimana caranya mengawal pengembangan masyarakat yang pada akhirnya bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan politik tanpa mahar. ” Kami menjalankan ini bukan karena ada Pilkada, tetapi sudah sejak lima tahun lalu,” jelasnya.

Dikatakanya dengan Taruna ABN yang terjun ke tingkat Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah, akan menjadi laboratorium yang nantinya akan diterapkan di daerahnya masing-masing. “Selain bersama membantu masyarakat, juga untuk membangun basis konstituen. Sehingga virus idealisme politik tanpa mahar bisa berkembang dimasyarkat,” pungkasnya. (bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *