Mengintip Keseharian Mahasiswa Universitas Nusa Putra Internship di Luar Negeri

Farenza Raynaldi, Muhammad Naslim dan Anjar Priatna saat menuju tempat kerja dengan bersepeda.

RADAR SUKABUMI – FARENZA Raynalda, Anjar Priatna dan Muhammad Naslim setiap hari mengayuh sepeda menuju tempat kerjanya. Meski hanya berjarak 800 meter dan bisa ditempuh dalam waktu lima menit, namun ketiganya selalu sampai jauh sebelum jam kerja dimulai.

Saat ini, ketiga mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Universitas Nusa Putra (NPU) Sukabumi ini sedang menjalani program internship (magang) di perusahaan Farglory (logistic), salah satu perusahaan ekspor-impor di Hangxiang Road, Taoyuan, Taiwan yang menjalin kerjasama dengan Universitas Nusa Putra.

Bacaan Lainnya

Taoyuan merupakan salah satu kota besar di Taiwan yang berdekatan dengan kota Taipei, Zhongli dan Daoyuan. Di kota ini terdapat banyak perusahaan yang bergerak di bidang ekspor-impor.

“Budaya disini sangat disiplin, tepat waktu. Jadi walaupun dekat, saya dan rekan-rekan selalu sampai ke tempat kerja lebih awal,” kata Farenza memulai ceritanya melalui aplikasi perpesanan WhatsApp belum lama ini.

Sejak tiba di Taiwan Oktober tahun lalu, Farenza dan rekan-rekannya memilih tinggal di asrama yang berada di Sanmin Road, tak jauh dari perusahaan tempatnya magang. Karena itu, setiap hari mereka cukup bersepeda untuk pergi dan pulang kerja.

Meski mengikuti program magang di perusahaan sama, namun mereka bekerja di bagian berbeda. Farenza dan Anjar bekerja di bagian impor, sementara Naslim di bagian ekspor. “Di bagian saya menerima barang import lalu di sorting dan di barcode,” ujar Farenza.

Dalam seminggu, mereka bekerja dari hari Senin sampai Jumat dengan delapan jam kerja setiap harinya. Di hari libur, waktu luangnya dimanfaatkan untuk beristirahat dan makan bersama. Sesekali, Farenza dan kolega menghabiskan akhir pekannya dengan jalan-jalan ke kota Zhongli dan pantai Zhuwei, Kota Taoyuan.

Sejak mulai menjalankan program internship di perusahaan, Farenza merasa mendapatkan sambutan sangat ramah dan baik dari karyawan dan manajemen perusahaan. Dan dari pekerja orang Taiwan, dirinya belajar banyak hal. Menurut Farenza, pekerja lokal Taiwan memiliki disiplin tinggi, pekerja keras dan sangat menghormati ke sesama.

“Kita menjadi terbiasa bekerja keras. Selain itu karena sehari-hari rekan kerja berbahasa Mandarin, kita menjadi mengerti bahasa mereka,” tuturnya.

Walaupun merasa betah tinggal selama mengikuti program internship di Taiwan, namun Farenza mengaku hampir setiap hari menghubungi keluarga di Indonesia. “Selalu kangen keluarga di Sukabumi, terutama kangen masakan khas Sunda,” ucapnya.

Farenza Raynaldi, Muhammad Naslim dan leader di perusahaan tempat mereka internship.

Kini di sisa masa internshipnya yang tinggal dua bulan lagi, Farenza bertekad akan terus menimba banyak ilmu dan pengalaman dari perusahan, rekan serta budaya kerja di Taiwan. Bahkan Ia pun berharap bisa bekerja lebih lama di Taiwan setelah lulus kuliah nanti.

“Harapan saya, setelah masa magang berakhir saya ingin kembali bergabung dengan perusahaan,” ujarnya.

Pengalaman yang sama dirasakan Anjar Priatna, ia mengaku jadi terbiasa kerja keras dan bekerja secara disiplin seperti pegawai lainnya.

Selain budaya kerjanya, menurut Anjar Kota Taoyuan, Taiwan merupakan kota yang sangat aman, jauh dari kriminalitas, membuatnya sangat nyaman dan tentram dalam bekerja.

Menjalani kehidupan jauh dari keluarga membuat ketiganya kompak, terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Sehari-hari kami biasa patungan untung membeli bahan makanan, dan masak bareng-bareng,” ucap Anjar.

Namun dirinya tak menampik selalu kangen suasana Sukabumi. “Jika inget Sukabumi, saya selalu ingat masakan ibu,” sambungnya. (veg/adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *