Kelompok Mahasiswa Kimia UMMI Sulap Tumbuhan Pakis Sayur Menjadi Obat Diabetes Melitus

Kelompok Mahasiswa Kimia UMMI Sulap Tumbuhan Pakis Sayur

SUKABUMI – Tumbuhan pakis sayur yang banyak tumbuh di sekitar kita ternyata dapat dimanfaatkan sebagai obat diabetes melitus (DM) atau kencing manis, hal tersebut telah dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program studi kimia yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Riset Eksakta (PKM-RE) yang memperoleh pendanaan dari Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek).

Pemilihan tumbuhan pakis sayur sebagai antidiabetes ini bukan tanpa alasan, kelompok mahasiswa ini telah melakukan pengujian menggunakan metode maserasi untuk ekstraksi daun pakis sayur, lalu dilanjutkan dengan melakukan analisis LC-MS/MS untuk mengidentifikasi senyawa yang paling sesuai untuk digunakan sebagai antidiabetes.

Bacaan Lainnya

Mereka kemudian melakukan skrining fitokimia untuk memastikan komponen senyawa baik dari analisis LC-MS/MS dan skrining fitokimia sesuai dengan kajian literatur yang digunakan, juga menguji aktivitas ekstrak daun pakis sayur dilakukan secara ¬in-vivo terhadap mencit putih.

“Hasil uji aktivitas pada parameter kadar gula darah diperoleh dosis terbaik yaitu 400 mg yang mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan dibandingkan dengan kelompok lain dimana hasil rata-rata penurunannya selama 21 hari mencapai 21,25 mg/dL.” Ujar Nissa Iljannah yang merupakan ketua kelompok. Ia dan rekan timya kemudian melakukan uji in-silico sebagai langkah final untuk mencari senyawa terbaik sebagai antidiabetes dari tumbuhan pakis sayur.

Di samping itu, pemanfaatan pakis sayur ini juga merupakan alternatif dari penggunaan obat-obatan sintetis, sebab pemakaian obat-obatan sintetis secara terus menerus dapat menimbulkan berbagai efek samping seperti; gastritis, diare, hipoglekemia, sakit kepala, mual dan muntah-muntah.

Kelompok-Mahasiswa-Kimia-UMMI-Sulap-Tumbuhan-Pakis-SayurDalam melakukan proses penelitian, tim ini melibatkan Nazwa Martina dan Alfath Muhammad sebagai anggota, juga Lela Lailatul Khumaisah, M.Si sebagai dosen pembimbing.

Nissa dan timnya berharap penelitian ini dapat dikembangkan tidak hanya menjadi sebuah ekstrak, namun dapat dioptimalkan menjadi sebuah sediaan obat yang dapat digunakan lansung oleh manusia sehingga dapat menjadi alternatif untuk upaya pencegahan dan penanganan diabetes melitus di Indonesia.(adv/wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *