Proyek P5 Low Budget SMAN 2 Kota Sukabumi, Panen Karya Launching Buku Antalogi

SMAN 2 Sukabumi
Kepala SMAN 2 Sukabumi, Rachmat Mulyana bersama para pelajarnya melaunching buku bertema "A Piece of Our Story" pada penutupan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

SUKABUMI – SMA Negeri (SMAN) 2 Kota Sukabumi menggelar kegiatan panen karya dalam rangka Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Aula SMAN 2 Sukabumi, Jalan Karamat, Kecamatan Gunungpuyuh Kota Sukabumi, Senin (19/2/2024).

Panen karya kali ini siswa-siswi kelas 12 mengusung tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya” , dengan launching sebuah karya buku antalogi berjudul “A Piece of Our Story”.

Bacaan Lainnya

Antalogi cerita pendek berjudul “A Piece of Our Story” merupakan karya 36 siswa kelas 12.

Ketua Pelaksana P5 SMAN 2 Sukabumi Florentina Rosalia Nanaryain mengatakan, panen karya ini merupakan puncak kegiatan pembelajaran Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dilaksanakan selama satu pekan yaitu mulai 12-19 Februari 2024.

“Untuk P5 ini kita melibatkan siswa-siswi kelas 12 dengan mengusung tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya” berkolaborasi dengan Tim Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sehingga pada kegiatan P5 kali ini lebih melibatkan kompetensi literasinya, jadi berbasis karya produk yang kita targetkan dengan sebuah buku,” terang guru yang sehari-hari mengajar Bahasa Jerman di SMAN 2 Sukabumi tersebut kepada Radar Sukabumi, Senin (19/2).

Adapun peluncuran buku dengan tema besar “A Piece of Our Story”, setiap siswa membuat sebuah cerita pendek tentang dirinya serta perubahan terbaiknya selama menempuh pendidikan di SMAN 2 Sukabumi.

“Ini lebih ke cerita selama sekolah di SMAN 2 tentang suka duka atau apa yang menjadi inspirasi yang dapat mengubah hidup. Untuk bukunya sendiri kita ada 12 buku yang di launching jadi masing-masing kelas membuat sebuah buku dan satu buku ada 36 karya siswa,” imbuhnya.

Melalui karya buku ini kata Florentina, ada dimensi yang terapkan untuk para siswanya yaitu dimensi bernalar kritis dan dimensi kreatif.

Dimensi bernalar kritis ditunjukan tadi bagaimana siswa bisa merefleksikan dan merefleksikan perjalanan hidupnya serta mengambil pelajaran dan melakukan perubahan baik. Sementara dimensi kreatif, para siswa membuat sebuah karya yang original melalui sebuah karya tulisan perjalanan hidupnya.

“Targetnya siswa bukan hanya sekadar menulis cerita saja tetapi tujuan dari pembuatan buku tadi siswa dapat memahami dua dimensi tadi yaitu dimensi bernalar kritis dan dimensi kreatif,” ucapnya.

Sementara itu, peluncuran buku ini mendapat apresiasi tinggi dari Kepala SMAN 2 Sukabumi, Rachmat Mulyana. Dikatakannya, SMAN 2 Sukabumi selalu punya cara unik untuk mendesain kegiatan P5.

“Banyak orang berpendapat bahwa kegiatan P5 itu memberatkan terutama dalam biaya karena sejauh ini cenderung pelaksanaan P5 lebih ke penampilan fisik atau gebyarnya saja, siswa dituntut untuk menampilkan atau mempertunjukkan kemampuan atau karya mereka hal-hal yang terlihat mewah seperti menampilkan kegiatan gebyar seni atau pentas seni.

Tentu saja konsekuensinya adalah di pembiayaan sehingga tak sedikit bahwa orang berfikir khususnya orang tua bahwa P5 menjadi kegiatan yang mahal dan kita harus menjawab itu diantaranya kita menampilkan P5 dengan low budget,” imbuhnya.

Namun, meski low budget tetapi makna P5 sendiri tetap tersampaikan. Dikatakannya, kegiatan P5 dengan meluncurkan sebuah karya buku cerita terdapat passion anak yang digali.

“Alhamdulillah yang tadi disampaikan ada 12 buku dengan rata-rata 170-200 lebih halaman diterbitkan dan ini menjadi fenomenal, dikarenakan mereka bisa menulis walaupun mereka tidak sembarang menulis karena selama satu minggu kita bimbing kita latih dan kita adakan seminar bagaimana menulis yang baik, sehingga terciptalah buku antalogi cerpen karya siswa kelas 12 SMAN 2 Sukabumi ini,”tutur Rachmat.

Ia pun mengaku kagum sekaligus bangga, lantaran siswanya tersebut memiliki kemampuan untuk menulis sebuah karya dan mengungkapkan ke khalayak dan menurtnya hal itu yang paling pentintg, sebab itu sangat berguna bagfi mereka ke depan di abad 21. Para siswa bisa tampil percaya diri dan merekamampu mengungkapkan idenya baik secara lisan maupun tulisan.

“Setelah menerbitkan buku di acara pentupan P5 ini siswa mempresentasikan tulisannya di depan teman-temannya,” tuturnya.

Rachmat menegaskan, proyek Buku Antalogi Cerpen karya siswanya tersebut bukan hanya sekadar implentasi dari kegiatan P5, tetapi juga sebagai kado perpisahan bagi siswa-siswi kelas 12 di masa depan. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *