Mochammad Evan Kurniawan, Guru yang Aktif Tekuni Literasi

HAWA sejuk terasa ketika wartawan koran ini mengunjungi salah satu rumah di wilayah Kelurahan Ngantru, Kecamatan Trenggalek, Jumat (19/10).

Saat itu terlihat seorang pria membaca buku lengkap dengan minuman kopi di meja di depannya. Sesekali pria tersebut menerima tamu yang ingin bersilaturahmi. Ternyata buku yang dia baca adalah kumpulan puisi berisi apa saja tentang Trenggalek dan sekitarnya.

Ya, dia adalah Mochammad Evan Kurniawan, seorang guru yang termasuk sebagai pengarang buku itu. ”Memang hampir setiap hari saya disibukkan mengajar. Namun, itu bukan alasan untuk berhenti menulis,” ucap Evan.

Karangan yang sering ditulis kebanyakan puisi. Alasannya, membuat puisi tidak membutuhkan waktu lama. Selain itu, terdapat berbagai makna pada setiap syairnya. Membuat setiap orang yang membacanya juga ikut berpikir maksud rangkaian syair tersebut. Inspirasi dalam setiap kali penulisan bersumber dari pengalaman pribadi.

Setiap kali ada ide tentang suatu cerita, Evan langsung menuliskan nya pada secarik kertas yang kemudian diketik di komputer. Kadang juga langsung ngetik di komputer. Tujuannya, ide yang tiba-tiba muncul tidak hilang atau terlupakan.

”Menga rang tidak bisa begitu saja muncul. Makanya, setiap ada ide, langsung saya tulis dan nanti diperbaiki sebelum diterbitkan,” terang Evan.Terkait buku Saudara Seperguruan Kopi yang akan diterbitkan, semua bermula dari kegiatannya yang suka mengobrol sambil minum kopi di suatu tempat.

Dari kegiatan yang dianggap sebagian orang sebagai kegiatan tak berguna dan membuang-buang waktu itu, timbul berbagai ide dan gagasan.

Selain itu, ngopi lebih mengeratkan hubungannya dengan teman-teman dan orang lain. Kegiatan itulah yang biasanya dilakukannya untuk mengajak generasi muda, khususnya pelajar, menyukai literasi.

Saat waktu luang atau ketika tidak mengajar, Evan sesekali mengajak muridnya atau pelajar yang lain mengobrol di suatu tempat dengan suasana yang santai plus ditemani kopi. Dalam situasi yang santai tersebut, sesekali dia menyelipkan semangat literasi. Dari situasi yang santai pula itulah, ide dan gagasan untuk menentukan karangan muncul.

Pemuda yang sebelumnya tidak suka membaca, apalagi mengarang, akan jadi lebih tertarik untuk menekuni. Buktinya, minggu depan rencananya pemuda binaannya menerbitkan buku karangannya. ”Itu sudah berkali-kali saya lakukan kepada generasi muda. Hingga ada yang terus aktif mengarang sampai sekarang,” ujar pria 26 tahun tersebut.

Karangannya sendiri sudah beberapa kali diterbitkan. Kesukaannya dalam dunia literasi berawal pada 2012. Sejak saat itu Evan terus aktif bergabung dengan komunitas literasi, baik di Trenggalek maupun luar Trenggalek. Evan pernah dipercaya mewakili Trenggalek pada lomba literasi tingkat nasional.

”Itu terjadi ketika saya masih kuliah. Kendati belum bisa membawa pulang juara, niat saya untuk terus menularkan semangat literasi kepada generasi muda akan terus ada,” tegasnya.

 

(*/and/c9/diq)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *