Mahasiswa STIKes Sukabumi Bantu Tuntaskan Stunting

STIKES Sukabumi
STIKes Sukabumi saat melepas kedua mahasiswa mengikuti kegiatan PTMGRMD LLDIKTI Wilayah IV di Desa Haurkuning Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang

SUKABUMI – Sebanyak dua mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Sukabumi mengikuti program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa (PTMGRMD) Tahun 2024.

Program PTMGRMD merupakan bagian dari implementasi Permendikbudristek Nomor 53 Tahun 2023 untuk mewujudkan Kampus Merdeka Mandiri (KMM) di lingkungan LLDIKTI Wilayah IV.

Bacaan Lainnya

Kedua mahasiswa tersebut yaitu Rohmat dan Medina Sindi Saidina mahasiswa Program studi S1 Keperawatan semester VI tingkat 3.

Keduanya akan melaksanakan program PTMGRMD bersama mahasiswa lainnya dari berbagai perguruan tinggi se-Jawa Barat dan Banten di Desa Haurkuning Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang selama empat bulan yaitu mulai 19 Februari-19 Juni 2024.

Wakil Ketua 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Sri Janatri mengaku sangat bangga dengan kedua mahasiswanya yang lolos seleksi pada program PTMGRMD dan ini menjadi tahun pertama kampusnya bisa mengikuti program tersebut.

“Tentu sangat bangga sekali dua mahasiswa kami bisa terpilih mengikuti program dari Kemendikbud ristek tersebut, pasalnya kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi se-Jawa Barat dan Banten dan harus melalui proses seleksi yang cukup ketat,” terangnya.

Menurutnya, kehadiran ke dua mahasiswanya tersebut diharapkan menjadi kontribusi nyata dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif. Mereka tidak hanya membawa pengetahuan dan keterampilan dari bidang keperawatan tetapi juga semangat serta dedikasi untuk memberdayakan masyarakat desa.

Lanjut Sri selama empat bulan tersebut mahasiswa tersebut terlibat dalam berbagai kegiatan yang mencakup program yang memang sudah ditentukan oleh Kemendikbud Ristek salah satunya program problim solving.

“Ada tiga indikator sasarannya, yaitu, bagaimana menurunkan angka kemiskinan, mencegah stunting dan masalah lainnya yang ada di desa tersebut,” jelasnya. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *