Kemendikbud Salurkan Alkes ke Jabar-Banten dan Jateng

Mendikbudtistek
Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Jumeri menerima donasi bantuan alat kesehatan dari PERSITIBI di Kantor Mendikbudtistek, Jakarta (15/12).

JAKARTA – Belum selesainya pandemi Covid-19 yang sudah dua tahun merubah sistem dan tatanan kehidupan di masyarakat. Hal ini tentu berimbas pada semua sektor kehidupan bermasyarakat tanpa terkecuali.

Demikian juga dengan sektor pendidikan yang harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Meskipun saat ini sudah diberlakukan Pembelajaran tatap muka (PTM) masih bersifat terbatas.

Bacaan Lainnya

Untuk itu, sebagai upaya memerangi penyebaran Covid-19, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerima bantuan berupa alat kesehatan (alkes) untuk menangani Covid-19 dari Persatuan Perkumpulan Sekolah Nasional Tiga Bahasa Se-Indonesia (PERSITIBI).

Adapun Alkes yang diterima berupa 1.600 alat pengukur suhu tubuh (thermogun), 22.000 masker, dan 240 alat pelindung diri (APD). Diharapkan alkes tersebut dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di satuan pendidikan. Serah terima bantuan alkes dari PERSTIBI berlangsung secara simbolis di kantor Kemendikbudristek, Jakarta beberapa hari yang lalu.

Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Jumeri mengucapkan terimakasih atas bantuan dari PERSTIBI yang berupa alkes ini.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada PERSTIBI yang telah memberikan bantuan berupa alkes kepada Kemendikbudtistek ini. Dan pasti yang menerima bantuan ini akan sangat senang menerimanya.

Apalagi sampai saat ini masih banyak sekolah yang kesulitan dalam menyediakan alkes ,” ujarnya Dirjen dalam keterangan resminya kepada Radar Sukabumi, Minggu (19/12).

Dirjen menambahkan bahwa bantuan tersebut sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan untuk terus menyelenggarakan pendidikan secara tepat.

“Kebutuhan akan thermogun, masker, dan APD di satuan pendidikan sangat penting. Walaupun anggaran dana BOS bisa dialokasikan untuk kebutuhan alat kesehatan di satuan pendidikan, dari survei yang kami lakukan ternyata masih banyak satuan pendidikan yang mengalami kesulitan dalam menyediakan thermogun. Bantuan ini sangat bermanfaat,” tambah Jumeri.

Ia mengungkapkan, distribusi bantuan alat kesehatan yang diberikan PERSTIBI tersebut akan diberikan kepada Provinsi Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Provinsi Banten akan menerima 240 thermogun, 3.300 masker, dan 30 APD. Provinsi Jawa Tengah akan menerima 320 thermogun, 4.400 masker, dan 40 APD. Kemudian Provinsi Jawa Barat akan menerima 475 thermogun, 6.600 masker, dan 60 APD. Secara total ada 1.035 thermogun, 14.300 masker, dan 130 APD.

“Kenapa Jawa Barat lebih banyak? Karena Jawa Barat adalah wilayah dengan sekolah yang paling banyak di Indonesia,” ujarnya.

Ia menuturkan, pemberian bantuan alat kesehatan ini merupakan suatu bentuk kepedulian terhadap dunia pendidikan. Jumeri berharap kepedulian yang dilakukan PERSTIBI menjadi inspirasi bagi lembaga-lembaga lainnya untuk bisa berperan dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.

“Kami juga berharap semoga mudah-mudahan semakin banyak kolaborasi antara lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan baik swasta maupun pemerintah untuk bisa membantu dalam pelayanan pendidikan di Indonesia.

Mudah-mudahan ke depan menjadikan kita semakin baik, tidak hanya di sisi bantuan saja tapi juga di sektor-sektor lain kita bisa bekerja sama untuk memajukan pendidikan di Indonesia,” katanya.

Sementara itu, ketua Pengurus PERSTIBI, Yudi Sutanto, menyampaikan sekolah-sekolah yang tergabung dalam PERSTIBI memiliki visi dan misi yang selaras dengan Kemendikbudristek terhadap pendidikan Indonesia. Pertama, mereka ingin membentuk karakter Pancasila bagi siswa-siswinya, sehingga bisa mewujudkan profil pelajar Pancasila.

“Itu yang menjadi acuan pertama sekolah kami. Kemudian visi yang kedua, anak-anak sekolah kami nanti akan dibekali dengan kemampuan berbahasa asing yang lebih dibandingkan dengan sekolah-sekolah lain. Bahasa asing yang kita pilih adalah bahasa Inggris dan bahasa Mandarin,” Pungkas Yudi.(*/sri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *