Bappeda Kota Sukabumi Luncurkan Scoppi

Bappeda Kota Sukabumi
Bappeda Kota Sukabumi, melaksanakan sosialisasi scenario planning untuk perencanan pembangunan inklusif (SCOPPI)

SUKABUMI– Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, melaksanakan sosialisasi scenario planning untuk perencanan pembangunan inklusif (SCOPPI) yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan Bappeda, Jalan Sarasan, Kecamatan Cibeureum, Senin (3/7).

Acara tersebut, dihadiri 31 perangkat daerah dari seluruh perwakilan kelurahan di tujuh kecamatan yang tergabung dalam Sukabumi Youth Planner dan Disabilitas Group Planner.

Bacaan Lainnya

“Kegiatan ini sebuah proses untuk menentukan kebijakan masa depan, yang melibatkan berbagai unsur atau kelompok masyarakat termasuk kelompok marginal dan rentan dalam rangka menghasilkan perencanaan yang berkualitas,” ungkap Kepala Bappeda Kota Sukabumi Reni Rosyida kepada Radar Sukabumi, Senin (3/7).

Adapun, lanjut Reni, tujuan kegiatan tersebut diantaranya, usulan masyarakat lebih berkualitas dan berdasar hasil verifikasi, semua lapisan masyarakat mempunyai akses terhadap perencanaan pembangunan, kelompok remaja dan disabilitas mempunyai kesempatan dalam menyampaikan aspirasi,  transparansi dan objektif serta meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

“Dalam memaksimalkan upaya inklusifitas perencanaan, maka telah di launching sebuah sistem informasi yaitu SCOPPI yang merupakan sebuah aplikasi untuk mendukung implementasi perencanaan pembangunan inklusif yang bersifat terbuka dan dapat diakses semua unsur atau kelompok,” ujarnya.

Reni menjelaskan, sesuai Undang-undan (UU) nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menyebutkan bahwa salah satu tujuan diselenggarakannya SPPN adalah untuk mengoptimalkan partisipasi masyarakat.

“Selama ini perencanaan di Kota Sukabumi sudah melibatkan unsur masyarakat, namun demikian masih banyak yang harus dioptimalkan agar tujuan tersebut dapat terwujud. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan akses kepada kaum remaja dan disabilitas untuk memberikan masukan terhadap proses perencanaan pembangunan,” jelasnya.

Reni membeberkan, jumlah penduduk usia 15-49 tahun berjumlah 190.833 jiwa atau 53,54 persen penduduk kota sedangkan jumlah disabilitas sebanyak 1.094 atau 0,31 persen penduduk. Jumlah tersebut tentu cukup signifikan untuk bisa berkontribusi terhadap perencanaan pembangunan daerah.

Selain itu, data menunjukan bahwa salah satu pendukung perekonomian adalah ekonomi kreatif semuanya kebanyakan digagas remaja.

“Berdasarkan hal tersebut, maka kami menggagas sebuah ide berupa SCOPPI untuk bisa memfasilitasi individu atau kelompok masyarakat berpartisipasi aktif dalam perencanaan pembangunan sehingga proses perencanaan bisa berjalan secara inklusif,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Bidang PPEPD Bappeda Kota Sukabumi, Asep Supriadi menambahkan, sistem informasi SCOPPI ini individu dan kelompok masyarakat dapat mengusulkan secara langsung masukan atau ide kreatifnya dalam proses perencanaan pembangunan.

“Dalam Scoppi ada empat menu usulan yakni, usulan individu, usulan kelompok, usulan youth planner dan usulan kelompok disabilitas,” tambahnya.

Salah satu keistimewaan sistem ini, sistem yang dibangun sangat mengakomodir kelompom disabilitas atau ramah difabel. Salah satu inovatifnya seperti, pada menu disabilitas untuk tuna netra, maka ketika menu tersebut dipilih akan langsung keluar audio dari sistem yang menjelaskan tata cara penyampaian usulannya, sehingga tinggal pilih menu voice untuk merekam usulan yang disampaikan secara lisan.

“Sistem nantinya akan menterjemahkan audio tersebut menjadi sebuat tulisan yang selanjutnya akan dilakukan verifikasi dan penyesuaian oleh Bappeda dan diteruskan kepada perangkat daerah pengampu sesuai dengan kewenangannya,” pungkasnya. (Iki/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *