Ratusan Warga Desa Padabeunghar Sukabumi Keluhkan Listrik Spaneng Bertahun-tahun

Desa Padabeunghar Sukabumi
Kondisi tiang listrik yang belum terpasang jaringan kabel listrik yang menyebabkan aliran listrik spaneng di Kampung Kedusunan Leuwipeundeuy, Desa Padabeunghar

SUKABUMI – Ratusan warga di Kedusunan Leuwipeundeuy, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi, mengeluhkan kondisi aliran listrik yang tidak normal atau spaneng. Warga berharap, pemerintah dapat segera membuat program supaya kampung mereka bisa teraliri listrik secara maksimal. Terlebih kondisi ini, sudah berlangsung bertahun-tahun.

Kadus Leuwipeundeuy, Desa Padabuenghar, Uus Usoleh kepada Radar Sukabumi mengatakan, kondisi aliran listrik yang mengalami spaneng ini, terjadi di dua ke RT-an. Yakni, RT 15 dan RT 16, tepatnya di Kampung Cikawung, Kedusunan Lewipeundeuy, Desa Padabeunghar.

Bacaan Lainnya

“Ini terjadi karena di kedusunan kami itu, belum ada jaringan kabel listriknya. Kalau tiang listriknya sudah terpasang oleh PLN itu sekitar dua tahun lalu, namun demikian belum ada kabel listriknya,” kata Uus kepada Radar Sukabumi pada Jumat (24/05).

Lebih lanjut ia menjelaskan, pada beberapa tahun silam, di wilayah dua ke RT-an tersebut, sempat tidak teraliri listrik. Namun, sekitar pada tahun 2022 lalu pihak PLN telah memasang tiang listrik di wilayab kedusunan tersebut sebanyak 17 tiang. “Kalau tiang listriknya memang sudah ada, tapi jaringan kabel listrik lainnya belum terpasang, dan sampai saat ini belum ada tindakan dari PLN,” tandasnya.

Selain itu, warga juga khawatir ada korsleting listrik apalagi itu tiang sekarang mereka gunakan untuk mengambil listrik dari kwh menggunakan tiang bambu dan kabelnya juga kurang bagus atau bukan kabel milik PLN.

“Kondisi spaneng ini, sudah berlangsung sekitar 2 tahun. Sebelumnya, tidak ada listrik kesana. Tapi, sekarang sudah ada KWh-meter. Namun lokasi KWh-meternya jauh dari rumah warga,” timpalnya.

Dampak dari tidak adanya jaringan kabel listrik tersebut, sambung Uus, selain menyebabkan aliran listrik tidak normal atau spaneng, juga dikhawatirkan dapat membahayakan keselamatan warga. Sebab, untuk dapat menikmati listrik, warga di kedusunan tersebut terpaksa harus menyambung listrik dari lokasi terakhir tiang listrik dengan membentangkan kabel hingga sepanjang puluhan meter.

“Nah, mungkin itu yang menjadi penyebab listrik di wilayah kedusunan kami menjadi spaneng. Karena, ngambil listriknya terlalu jauh, itu pun penangga kabel yang dibentang sama warga itu, menggunakan bambu. Iya, itu lebih dari 50 KK dengan jumlah jiwa lebih 160 orang yang belum menikmati listrik secara maksimal,” bebernya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *