Jembatan Padabeunghar Terancam Runtuh

Kadus Padabeunghar, Toni bersama anggota Bhabinkamtibmas Desa Padabeunghar, Brigadir M Sopyan saat meninjau lokasi pondasi dan TPT jembatan Padabeunghar, yang rusak.

RADAR SUKABUMI — Jembatan Padabeunghar yang menghubungkan Kecamatan Cikembar dengan Kecamatan Jampangtengah terancam. Pasalnya, pondasi dan tembok penahan tanah (TPT) jembatan tersebut, rusak akibat gerusan air sungai Cimandiri.

Kepala Desa Padabeunghar, Hendrik mengatakan, pondasi dan TPT yang lokasinya berada di samping jembatan itu, ambruk sepanjang enam meter dengan ketinggian delapan meter, saat wilayah tersebut diguyur hujan deras pada satu bulan lalu. Terlebih lagi, usia badan jembatan yang berada di bawah pengawasan pemerintah Provinsi Jawa Barat itu, kondisinya sudah sudah tua.

Bacaan Lainnya

“Pondasi dan TPT jembatan yang ambruk itu, menyebabkan saluran irigasi Leuwi Masbar yang lokasinya berada di bawah jembatan, tertutup material longsor.

Akibatnya, sekitar 42 hektare lahan pertanian padi di wilayah Kedusunan Panyindangan dan Kedusunan Cirampo tidak bisa digunakan sebagaimana mestinya. Lantaran, air yang biasa mengairi lahan pesawahan warga tidak sampai ke lahan pertanian,” kata Hendrik kepada Radar Sukabumi, Jumat (17/4).

Saat ini, warga maupun pengendara lalu lintas yang melintasi jalur tersebut, dihantui rasa was-was. Mereka, khawatir jembatan yang memiliki panjang sekitar delapan meter dan lebar empat meter itu pun bila hujan kembali turun terancam ambruk.

Bila hal ini terjadi, maka aktivitas masyarakat di dua kecamatan ini dipastikan bakal terganggu. “Jembatan yang dibangun sejak tahun 1990 silam ini, merupakan satu-satunya akses warga menuju tempat publik. Seperti sekolah, pasar, Pusekesmas dan area publik lainnya,” ujarnya.

Menurut Hendrik, apabila kondisi jembatan tidak segera diperbaiki, maka bangunan jembatan penghubung utama dua kecamatan itu akan menerjang tanah tebing sehingga berimbas bagi keselamatan jembatan.

“Kalau mobil besar melintas di jembatan itu, saya khawatir ambruk. Karena warga yang rumah berada di sekitaran lokasi jembatan, selalu merasakan getaran yang berasal dari bangunan jembatan,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Kedusunan Padabeunghar, Toni mengatakan, warga merasa khawatir dengan cuaca ekstrim yang akhir-akhir ini terjadi. Pasalnya, kondisi saat ini bisa membuat tanah yang berada didekat jembatan terkikis.

“Kondisi badan jembatan itu, sudah tua. Sehingga ketika terjadinya pengikisan oleh air sungai, tanggul tersebut langsung jebol. Apalagi, jembatan ini kerap dilalui kendaraan berat yang berkapisatas puluhan ton,” katanya.

Kejadian pondasi maupun TPT yang ambruk ini, ujar Toni, bukan pertama kalinya terjadi. Namun, peristiwa longsoran saat ini, sangat mengkhawatirkan. “Iya, pada 2018 lalu sempat terjadi longsoran seperti ini. Namun sudah diperbaiki. Nah, sekarang terjadi lagi longsoran di samping badan jembatan itu,” paparnya.

Untuk itu, warga di Desa Padabeunghar mendesak agar pemerintah segera turun ke lokasi untuk meninjau secara langsung terkait bangunan tanggul jembatan yang jebol itu.

“Kerusakan tanggul ini bisa mengancam penggunaan jalan. Lantaran, bangunan jembatan jika tidak segera diperbaiki terancam ambruk.

Saya yakin jika pemerintah tidak segera turun ke lokasi dan membangun kembali pondasi dan TPT yang rusak itu, maka jembatan Padabeunghar ini bisa runtuh. Apalagi cuaca saat ini, sangat ekstrim dan berpotensi menyebabkan bencana alam,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *