Harimau Jawa Muncul di Perbukitan Sukabumi, Ini Kata Balai BKSDA Jabar 

kawasan objek wisata Karang Para
Perbukitan dekat kawasan objek wisata Karang Para, Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh yang ditemukan keberadaan dugaan harimau jawa.

SUKABUMI – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, akhirnya angkat bicara soal hebohnya warga Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, Kabupaten Sukabumi, terkait kemunculan harimau jawa yang kerap merusak kebun singkong masyarakat di wilayah Kebun Kopi dekat kawasan objek wisata Karang Para.

Plt Kepala Resort Konservasi Wilayah VIII Sukabumi BKSDA Jabar, Isep Mukti mengatakan, Resort Konservasi Wilayah VIII Sukabumi BKSDA Jabar hingga saat ini, belum menerima laporan secara resmi terkait penemuan hewan yang dilindungi di wilayah Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh tersebut.

Bacaan Lainnya

“Sampai sekarang, kami belum menerima laporan soal keberadaan harimau jawa atau macan di wilayah perbukitan Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh itu,” kata Isep kepada Radar Sukabumi pada Rabu (07/06).

BACA JUGA:Harimau Jawa Teror Warga Kebonmanggu Sukabumi,  Ini Faktanya

Meskipun wilayah perbukitan Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh lokasinya berdekatan dengan kawasan perbukitan di wilayah Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi yang merupakan daerah yang sempat dikabarkan terdapat kemunculan harimau jawa. Namun, hingga saat ini belum bisa dibuktikan kebenarannya.

“Memang Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh itu, berbatasan dengan Kecamatan Cicantayan. Menang, dulu itu sempat ada informasi di wilayah Cicantayan soal kemunculan satwa dilindungi itu. Tapi belum bisa dibuktikan dengan hasil foto-foto saja,” imbuhnya.

Selain itu, jika dilihat dari kacamata logika, kawasan objek wisata Karang Para atau Gunung Kopi yang berada di wilayah Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh tersebut, merupakan daerah yang jauh dari habitat yang dijaga oleh pemerintah. Seperti halnya di kawasan taman nasional, baik TNGGP (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) atau TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak) itu sangat jauh. Hutan perhutani, tidak ada daerah tersebut, apalagi hutan KSDA (Konservasi Sumber Daya Alam).

“Jadi, lokasi Karang Para atau Gunung Kopi itu, sangat jauh dengan kawasan taman nasional. Nah, ini nanti akan jadi bahan kajian kita,” paparnya.

Meski demikian, sambung Isep, terdapat beberapa kemungkinan yang dapat terjadi, apabila masyarakat di wilayah Desa Kebonmanggu, Kecamatan Gunungguruh, benar-benar melihat sesosok harimau atau macan di area perbukitan tersebut.

“Saya dulu pernah melakukan edukasi kepada warga Desa Kebonmanggu, sewaktu kami mendapatkan kemunculan hewan tersebut di wilayah Cicantayan, tentang cara bertindak saat menemukan macan atau harimau,” pungkasnya. (Den)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *