Gisli Cabang Sukabumi Konsen Jaga Keselamatan Nelayan dan Memperdayakan Istri Nelayan

GISLI Kabupaten Sukabumi
Ketua Umum Gisli Indonesia saat berdialog dengan nelayan di Dermaga Palabuhanratu, kabupaten Sukabumi

PALABUHANRATU – Seratusan masyarakat nelayan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi resmi dilantik dan menjadi bagian dari perkumpulan Gisli (Gerakan Ingat Selamat Layar Indonesia) yang dipimpin Ketua Umum GISLI Irjen Pol Mudji Waluyo.

Pelantikan terhadap seratusan nelayan menjadi bagian Gisli dilaksanakan di aula rapat kantor PPN (Pelabuhan Perikanan Nusantara) Palabuhanratu, dengan dihadiri sejumlah pejabat dari Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia juga wakil bupati Iyos Somantri.

Bacaan Lainnya

Dalam keterangannya, Ketua Umum GISLI Mudji Waluyo mengatakan berangkat dari keprihatinan terhadap kondisi keselamatan para nelayan di Indonesia secara umum, pembentukan Gisli cabang Sukabumi sebagai upaya mendekatkan visi dan misi GISLI kepada masyarakat pesisir dan nelayan yang ada di wilayah.

Tidak hanya itu, kata Mudji Waluyo lagi dengan kehadiran Gisli di Kabupaten Sukabumi dapat merubah sikap, pola pikir sehingga penghasilan yang didapat tidak terbuang sia sia, akibat salah dalam menata keuangan bersama keluarga.

“Kita ingin, kebiasaan yang lama berubah menjadi kebiasaan yang baru, main mabuk, madon, sehingga orang yang dirumah (Istri – red) tidak mendapatkan rezeki walaupun hasil tangkapannya luar biasa,” ujarnya.

Sehingga, kata Mudji Waluyo hal hal tersebut kedepan menjadi konsen Gisli dengan memberdayakan kaum perempuan dari istri istri nelayan tersebut, salah satunya diberikan pelatihan tentang pengolahan ikan hasil tangkapan suaminya untuk memberikan nilai tambah ekonomi saat dijual kembali dengan pengemasan, packaging yang menarik.

Gisli, lanjut Mudji Waluyo bekerjasama dengan DKP dalam memberikan pelatihan pelatihan tersebut hingga menjadi UMKM dengan memiliki NIB dan izin lainnya yang legal, dengan usahanya bisa dari ikan yang dimasak menjadi abon, menjadi produk olahan lain sehingga menjadikan nilai tambah didalam pengemasan, dengan packaging yang menarik.

“Nah keselamatan nelayan juga perlu diperhatikan, meski jago jago renangnya bisa sampai satu bahkan dua kilometer, tapi ingat kalau itu sudah ada angin topan apalagi ditengah laut tidak bisa, apalagi kapal longland, mereka 8 bulan di tengah laut tidak ada logistik tambahan, disitu kehadiran Gisli berupaya membantu dengan pemberian jacket keselamatan,” jelasnya.

“Nah itulah yang menjadi konsen Gisli untuk meningkatkan kepedulian nelayan terhadap keselamantan dirinya masing masing, juga kapalnya, juga baranh muatannya, lebih dari itu menjaga ekosistem laut,” imbunya.

Irjen-Pol-Mudji-Waluyo
Ketua Umum Gisli Indonesia saat berdialog dengan nelayan di Dermaga Palabuhanratu, kabupaten Sukabumi

Sementara itu, Staf ahli bidang hukum dari GISLI Fildza Nabila Avianti usai memberikan pelatihan pelatihan berbagai macam olahan hasil tangkapan laut kepada sekitar 60 peserta yang merupakan istri istri nelayan tersebut mengatakan, kaum perempuan memiliki peran penting dan besar dalam pengelolaan perekonomian keluarga.

“Perempuan memiliki peran besar dalam rantai nilai produk perikanan mulai dari penjualan komoditas ikan hingga pemrosesan produk perikanan sekunder seperti melalui Poklahsar (Kelompok pengolah dan pemasar),” timpalnya.

“Akan tetapi, peran besar perempuan nelayan tersebut kerap tidak terlihat dan tidak disadari baik oleh para perempuan nelayan maupun lingkungannya sendiri, sehingga kami hadir berupaya membantu dengan memberikan pelatihan pelatihan ini,” tandasnya.

Dalam kesempatan tersebut, melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia dan dinas perikanan kabupaten Sukabumi sejumlah kelompok pengolah dan pemasar ikan hasil tangkap nelayan.

Sebanyak 5 poklahsar mendapat bantuan berupa peralatan mesin pembuat baso ikan, dan kerupuk ikan masing masing Rp 16.037.000,- per Poklahsar. (Ndi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *