Dari Sukabumi untuk Jabar Juara

ANTUSIAS : Ratusan masyarakat Sukabumi saat mengikuti senam sehat bugar masyarakat 2019 di Venue Tinju Palabuhanratu.

PALABUHANRATU – Lomba seni budaya yang digagas Dinas Budaya Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Sukabumi dengan Dinas Pemuda Olahraga Provinsi Jawa Barat berlangsung meriah. Ratusan warga tanpa memadati Venue Tinju dan Lapangan Cangehgar Palabuhanratu mulai Sabtu hingga Minggu kemarin. Diharapkan, kegiatan ini bisa mewujudkan Jabar Juara Lahir Bathin.

Pantauan Radar Sukabumi, perlombaan yang mendapatkan sambutan antusias dari warga dan kalangan pelajar ini secara resmi dibuka oleh Sekertaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri. Tujuan utamanya yakni untuk melestarikan budaya Sunda. Pasalnya, kecanggihan alat modern yang saat ini berkembang pesat membuat kesenian tradisional Sunda mulai terkikis.

Kepala Disbudpora Kabupaten Sukabumi, Iwan Kusdian mengatakan, untuk menjaga kepunahan seni budaya Sunda dari pengaruh budaya luar, pihaknya menggelar berbagai perlombaan yang lekat dengan suasana budaya Sunda. Seperti lomba egrang, sumpitan, dagongan, hadang, tarompah panjang dan senam massal.

“Ada juga lomba menulis nama masing-masing dengan menggunakan tulisan Sunda di atas kain sepanjang 100 meter,” jelas Iwan Kusdian kepada Radar Sukabumi (10/3).

Kegiatan yang bertajuk Jabar Juara Lahir Bathin ini, selain untuk melestarikan budaya Sunda juga untuk mewujudkan Kabupaten Sukabumi yang religius dan mandiri. Menurutnya, derasnya budaya luar negeri yang masuk ke daerah Sunda menjadi salah satu faktor yang sulit dibendung dan menjadi tren di kalangan generasi muda.

“Untuk menjaga kearifan Sunda, makanya kita menggelar perlombaan kesenian Sunda yang diikuti oleh kaum milenial. Arus budaya yang masuk itu tidak dapat dibendung. Ya minimal kita bisa mempertahankan keaslian budaya kita dengan melestarikannya,” paparnya.

Ia menambahkan, dengan terselenggaranya lomba seni budaya dan sehat bugar masyarakat 2019 ini, diharapkan dapat memotivasi dan merangsang masyarakat untuk tetap melestarikan budaya dan tradisi Sunda.

“Kesenian budaya Sunda harus dipertahankan sebagai identitas suatu daerah. Sehingga dikemudian hari tidak hilang tergerus zaman dengan segala kecanggihan budaya luar. Ya, kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi. Sebab kesenian budaya Sunda merupakan identitas sebuah daerah,” pungkasnya.

Sementara itu, praktisi seni budaya Palabuhanratu, Firman Hidayat menambahkan, jika pemerintah memiliki niat untuk melestarikan budaya Sunda dan budaya kedaerahan lainnya, selain menggelar lomba juga harus membuat regulasi yang mengaturnya.

Pasalnya sampai saat ini, Kabupaten Sukabumi belum memiliki peraturan daerah yang secara khusus membahas soal seni budaya. “Jauh-jauh hari kami sudah sampaikan supaya Pemda membuat Perda soal seni budaya. Namun faktanya sampai sekarng belum juga terwujud. Jangan hanya sebatas seremonial saja, harus ada payung hukum,” singkatnya. (Den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *