Semangat Pancasila Anak Papua di Tengah Terbatasnya Akses Pendidikan

Desyinta Nuraini/ JawaPos.com GEMAR MEMBACA: Suasana di Kampung Sauwandarek, Pulau Mansuar, Distrik/Kecamatan Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (13/12) lalu.

Garuda Pancasila, aku lah pendukungmu Patriot proklamasi sedia berkorban untukmu Pancasila dasar negara, rakyat adil makmur sentosa Pribadi bangsaku Ayo maju maju, ayo maju maju, ayo maju maju”

Laporan: Desyinta Nuraini

‘Mars Pancasila’ atau yang lebih dikenal dengan lagu ‘Garuda Pancasila’ itu terdengar dinyanyikan sangat lantang dari kejauhan, ketika JawaPos.com menyambangi Kampung Sauwandarek, Pulau Mansuar, Distrik/Kecamatan Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (13/12) lalu.

Logat yang khas dan suara yang indah seperti menjadi bakat alami bagi mereka yang lahir di Bumi Cendrawasih ini. Mendengarnya saja, JawaPos.com langsung berlari menghampiri pusat suara dengan lantunan nada yang memberi semangat nasionalisme.

Ternyata, suara-suara lantang dan renyah tersebut datang dari Taman Baca Kemala di Kampung Sauwandarek. Garuda Pancasila ciptaan Sudharnoto, komponis kelahiran Kendal, Jawa Tengah, 24 Oktober 1925 itu dinyanyikan puluhan anak yang mengenakan batik khas Papua, bercorak burung Kasuari.

Tak ada satupun yang diam, semua anak yang ada di Taman Baca itu bernyanyi seakan ingin menunjukkan performa terbaiknya. Mereka terlihat sangat antusias dan penuh semangat. Bukan hanya si Garuda Pancasila, mereka juga kompak menyanyikan lagu nusantara lainnya yang berasal dari Papua, seperti ‘Yamko Rambe Yamko” dan ‘Apuse’. Tak ketinggalan, lagu khas anak yang tinggal di pulau dan melaut menjadi rutinitas, ‘Nenek Moyangku Seorang Pelaut’ juga dinyanyikan dengan lantangnya.

Ya, walaupun tinggal di pulau dan jauh dari perkotaan, anak-anak di Kampung Sauwandarek itu tetap mengenal jati dirinya sebagai anak bangsa Indonesia. Merah putih terpatri di jiwa mereka. Mengabdi pada bangsa juga menjadi impian. Seperti Esmeralda, 12, bocah kelas 5 Sekolah Dasar (SD) yang memiliki impian menjadi dokter apabila besar nanti. Alasannya sederhana, dia ingin merawat keluarga dan penduduk di kampungnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *