Satomah, Pelopor Camilan Kacang Sengon di Made

Camilan kacang sengon (cangseng) kini menjadi salah satu kudapan yang berharga cukup mahal. Di marketplace, harganyabisa mencapai Rp90 ribu–Rp100 ribu per kilogram. Satomah, perempuan asal Surabaya, menjadi pelopor pembuatan camilan cangseng.

HISYAM

PROSES produksi camilan sengon di salah satu rumah di kawasan Made Selatan cukup unik dan memicu tawa. Seorang perempuan mengenakan helm full face hitam lengkap dengan sarung tangan. Celemek panjang menjulur dari leher hingga lutut menutup tubuh bagian depan. Tak lupa, sepatu bot dikenakan.

’’Jika tidak memakai ini, waduh, bisa gosong semua badan. Keplethikan (kecipratan, Red),’’ kata Satomah, nama perempuan tersebut.Sepintas, dia seperti hendak naik motor. Tapi, itulah peralatan standar produksi camilan sengon. Menggoreng sengon memang penuh tantangan. Biji sengon bisa meletus sehingga menimbulkan cipratan-cipratan minyak panas.

Sambil menggoreng biji sengon, Satomah bercerita bahwa dirinya memulai usaha tersebut pada 2008. Ketika perjalanan pergi pulang mengurus kebun, dia kerap melihat sengon jatuh berserakan di kompleks Perumahan CitraLand.

Awalnya dia cuek karena belum tahu bahwa buah itu bisa diolah dan dimakan. ’’Sempat bertanya-tanya, buah pohon itu bisa dimakan atau nggak,” ujarnya.Hingga suatu saat, seorang pria paro baya yang tak dikenalnya memberi tahu kegunaan buah sengon.’’Buah ini bisa dimakan, Bu,’’ kata pria itu seolah mengerti isi hatinya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *