Menuju Indonesia Emas, Indosat Business Cegah Stunting dengan Gelang Kesehatan Pintar

PERANGI STUNTING: Director & Chief Business Officer IOH Muhammad Buldansyah (kanan) berbincang-bincang dengan Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian (tengah) di sela-sela penyerahan fasilitas gelang kesehatan pintar untuk ibu hamil kepada PemKab Sumedang, baru-baru ini. (istimewa)
PERANGI STUNTING: Director & Chief Business Officer IOH Muhammad Buldansyah (kanan) berbincang-bincang dengan Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian (tengah) di sela-sela penyerahan fasilitas gelang kesehatan pintar untuk ibu hamil kepada PemKab Sumedang, baru-baru ini. (istimewa)

SUKABUMI – Stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah Indonesia, sebagai upaya untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, yaitu tumbuh menjadi negara maju.

Sebagai upaya memerangi stunting ini, pemerintah telah mencanangkan bahwa di tahun 2030 Indonessia harus zero stunting. Itu artinya Indonesia perlu waktu kurang lebih 6 tahun untuk terbebas dari stunting tersebut.

Bacaan Lainnya

Di tahun 2020, statistik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat, di seluruh dunia jumlah balita yang mengalami stunting sebanyak 149 juta jiwa, dimana sebanyak 6,3 juta diantaranya tercatat balita yang berasal dari Indonesia.

Menurut UNICEF, stunting disebabkan karena anak kekurangan gizi dalam dua tahun pertamanya, ibu kekurangan nutrisi saat kehamilan, serta sanitasi yang buruk.

Dalam beberapa tahun belakangan ini, semua elemen masyarakat diajak bergotong royong memerangi stunting tersebut, tentunya dengan berbagai tahapan yang dilaluinya. Pemerintah telah menargetkan prevalensi stunting di tahun 2024 menjadi 14 persen, dimana pada tahun 2019 mencapai 27,6 persen (Riset Kesehatan Dasar 2019) dan di tahun 2023, angka stunting turun menjadi 21,6 persen. Untuk mencapai tujuan tersebut, tentu diperlukan langkah-langkah nyata dan salah satunya dimulai dari yang paling kecil dulu, yaiu keluarga.

“Bahwa keluarga menjadi kunci utama dalam mengatasi sebab-sebab stunting, keluarga harus tumbuh kesadarnya untuk memberikan prioritas dalam memenuhi kebutuhan, terutama asupan gizi dan juga pengasuhan anak secara layak,” ungkap Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Ma’ruf Amin saat menghadiri puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 tahun 2023, di halaman kantor Bupati Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (6/7/2023).

Untuk itu, Wapres tidak jenuh terus mengingatkan bahwa masalah stunting bukan semata persoalan tinggi badan semata, namun yang lebih buruk adalah dampak terhadap kualitas hidup individu yang diakibatkan munculnya penyakit kronis, ketertinggalan kecerdasan dan kalah dalam persaingan.

“Anak stunting itu memiliki badan dan otak yang stunting, anak stunting memiliki kehidupan yang stunting juga. Dampaknya akan terlihat di tahun-tahun yang akan datang dan dikhawatirkan akan mengalami keterlambatan dalam penanganan stunting tersebut,” lanjut Ma’ruf Amin.

 

LAYANAN KESEHATAN: Salah seorang petugas memberikan imunisasi kepada salah seorang anak yang berkunjung ke  posyandu di Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi, belum lama ini . (dok/radarsukabumi)
LAYANAN KESEHATAN: Salah seorang petugas memberikan imunisasi kepada salah seorang anak yang berkunjung ke posyandu di Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi, belum lama ini . (dok/radarsukabumi)

Perang terhadap stunting juga terus dilakukan oleh seluruh pemerintah daerah, baik provinsi, kabupaten/kota dan salah satunya Kota Sukabumi. Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi sampai saat ini mengklaim bahwa angka prevalensi stunting mengalami penurunan, yaitu dari 19,2 persen menjadi 18,2 persen.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Reni Muthmainnah menyampaikan, sampai saat ini pihaknya terus berupaya untuk mendorong penurunan angka prevalensi stunting hingga lima persen pada 2025.

“Dinkes Kota Sukabumi terus berupaya mempercepat penurunan angka stunting menjadi lima persen di tahun 2045. Untuk target pada 2024 angka prevalensi stunting turun menjadi 18,02 persen. Namun hal itu sejatinya telah tercapai di 2023,” kata Reni kepada Radar Sukabumi, Rabu (6/12/2023).

Sehingga sambung Reni, pada 2024 Kota Sukabumi berupaya menurunkan angka stunting hingga 14 persen sesuai target nasional. Atas keberhasilannya memerangi prevalensi stunting ini, Pemkot Sukabumi mendapat penghargaan dalam ajang Aksi Stunting Award yang digelar oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, Selasa (28/11/2023) lalu.

Kota Sukabumi meraih Terbaik ke-II dalam kategori Kabupaten/Kota dengan Kinerja Terbaik dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Penurunan Angka Stunting Tahun 2023.

Penyerahan penghargaan dilakukan Penjabat (Pj) Sekda Jawa Barat, Taufiq Budi Santoso kepada Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji yang didampingi Pj Ketua TP PKK Kota Sukabumi Diana Rahesti.

“Alhamdulillah, Kota Sukabumi memperoleh penghargaan dengan kinerja terbaik ke II Kabupaten/Kota se-Jabar dalam pelaksanaan aksi konvergensi penurunan stunting tahun 2023. Pencapain ini adalah berkat kerjasama semua tim di lingkup Pemkot Sukabumi,” ujar Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji.

Lanjut Kusmana, ke depan Sukabumi masih mempunyai tantangan yang tidak ringan. Mulai saat ini, semua pihak harus memulai lagi, bagaimana upaya-upaya untuk terus menurunkan angka stunting sampai ke target yang sudah ditetapkan pemerintah pusat. Jjuga upaya pencegahan yang disertai dengan penguatan melalui program dengan turun langsung ke lokasi yang memang terindikasi ada stunting sipaya terus dilakukan.

“Untuk itu, kami akan terus mendorong melalui upaya peningkatan layanan kesehatan khususnya penuurnan stunting dan pencapaian imunisasi dasar lengkap. Menekan stunting ini menjadi tugas semua elemen agar target nasionla 14 persen terwujud dan semua harus berkolaborasi,” ujarnya.

Indosat Business Konsisten Perangi Stunting

Selain pemerintah pusat dan daerah yang konsen memerangi stunting di Indonesia, ternyata ada pihak swasta yang melakukan hal sama. Ya, siapa lagi kalau bukan Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH).

Perusahaan telekomunikasi digital yang paling dipilih di Indonesia ini meneguhkan komitmennya dengan memberdayakan masyarakat Indonesia.

Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melalui Indosat Business bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumedang, menyediakan gelang kesehatan pintar untuk memantau keadaan dan kesehatan ibu hamil.

Hal ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah stunting sejak dalam kandungan melalui pemanfaatan tehnologi digital. Ini akan menjadi langkah awal bagi Indosat Business untuk mempercepat penerapan smart city pada program Smart Kabupaten Sumedang (SKS).

“Indosat Business selalu berkomitmen memberdayakan Indonesai dengan mempercepat transformasi digital di tanah air. Dengan pemanfaatan teknologi Internet of Things (IoT) terkini dalam kolaborasi dengan Pemkab Sumedang. Indosat Business dapat mendiptakan solusi berkelanjutan, serta membuka peluang petumbuhan tanpa batas bagi pembangunan sosial dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ini langkah awal Indosat memberdayakan masyarakat Indonesia lewat pemanfaatan teknologi,” ungkap Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hurchison, Muhammad Buldansyah.

PERANGI STUNTING: Director & Chief Business Officer IOH Muhammad Buldansyah (kanan) saat memberikan fasilitas gelang kesehatan pintar untuk ibu hamil kepada PemKab Sumedang disaksikan oleh Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian (tengah) baru-baru ini.
PERANGI STUNTING: Director & Chief Business Officer IOH Muhammad Buldansyah (kanan) saat memberikan fasilitas gelang kesehatan pintar untuk ibu hamil kepada PemKab Sumedang disaksikan oleh Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian (tengah) baru-baru ini.

Program ‘IoT Smart Wearable Pilot Project ini merupakan kelanjutan dari Nota Kesepahaman (MoU) antara Indosat dengan Pemkab Sumedang dalam penyediaan layanan internet serta solusi teknologi informasi dan komunikasi untuk solusi kota pintar Sumedang, Jabar.

Gelang kesehatan pintar ini berbasis bluetooth yang terhubung dengan smartphone berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan para ibu hamil melalui indikasi denyut nadi, tekanan darah, saturasi oksigen (SpO2), suhu tubuh, dan indikator kesehatan penting lainnya,” jelas Buldansyah.

Saat ini Kabupaten Ssumedang menjadi salah satu tolok ukur Kabupaten/Kota dalam penerapan program Smart City oleh pemerintah Indonesia. Kabupaten Sumedang dengan 1,5 juta jiwa penduduknya akan membutuhkan sekitar 25 ribu unit gelang kesehatan pintar per tahunnya,

“Selain gelang kesehatan pintar, kami juga mendukung implementasi Smart City  di Kabupaten Sumedang lewat peningkatan kualitas dan cakupan jaringan 4G, membangun media konektivitas berupa fiber opti c/radio yang menghubungkan semua fungsi dinas atau operasional (kecamatan/OPD), membangun commed center, dan mengembalikan aplikasi IoT. Layanan dan solusi yang dihadirkan Indosat Business diharapkan akan memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat Sumedang,” Pungkasnya.

Perlu diketahu bahwa Pemkab Sumedang telah menerima bantuan sebanyak 1000 unit gelang kesehatan pintar dari Indosat. Pemberian bantuan ini disaksikan oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, di Kemendagri, Jakarta, Selasa (28/11/2023).(sri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *