Budidaya Terong Putih di Sukabumi

Harga Merajai Pasar, Tahan Hama

Terong, merupakan salah satu sayuran yang sudah akrab ditelinga masyarakat khususnya para ibu rumah tangga. Cara mengkonsumsinya pun bermacam-macam. Ada yang dijadikan sayur atau tumisan, ada juga yang dijadikan sebagai lalaban. Terong yang biasa kita kenal, umumnya berwarna ungu dan hijau. Namun, bagaimana jika terong ini berwarna putih ? Selain masih terbilang langka di pasar tradisional Sukabumi, jenis sayuran yang satu ini terbilang cukup awam di kalangan masyarakat.

Laporan : Widi Fitria – Sukabumi

Sejak tahun lalu, sejumlah petani Sukabumi yang tersebar di beberapa kecamatan seperti Kadudampit, Nagrak, Sukabumi dan Sukalarang mencoba membudidayakan terong putih ini.

LANGKA : Seorang petani asal Kadudampit Kabupaten Sukabumi memperlihatkan terong putih yang saat ini sedang dibudidayakan di Sukabumi.FOTO : WIDI/RADARSUKABUMI
LANGKA : Seorang petani asal Kadudampit Kabupaten Sukabumi memperlihatkan terong putih yang saat ini sedang dibudidayakan di Sukabumi.
FOTO : WIDI/RADARSUKABUMI

Menurut salah satu petani asal Kadudampit Mulyadi, budidaya terong putih sangat menguntungkan para petani.
“Hasilnya lumayan menggiurkan, bila dibandingkan terong warna lainnya,” kata Mulyadi kepada Radar Sukabumi.

Meski sayuran jenis terong putih ini masih terbilang cukup baru. Namun peminatnya lumayan tinggi. Bisa terlihat dari membludaknya permintaan pasar akan terong putih tersebut. Terutama dari kota-kota besar, seperti Tangerang dan Jakarta.

“Lumayan cukup banyak konsumennya,terong putih dari kualitas dan rasa lebih unggul,”ujarnya.
Terong putih ini rasanya lebih manis dan lebih empuk. Tak hanya itu, bijinya pun tidak terlalu banyak seperti terong ungu. Selain rasanya yang lebih unggul dibanding terong ungu dan hijau. Dari sisi harga, terong putih merajai pasar.

Di pasaran, terong tersebut dijual Rp5.500/ kg. Sedangkan terong ungu Rp4 ribu/ kg.
Dalam satu kali panen, ia dan para petani lainnya mampu menghasilkian rata-rata 600 kg, dengan 10 kali panen dalam satu tahun.

“Dari satu pohon dalam satu priode tanam bisa dilakukan panen sebanyak 35 kali,”jelas pria kelahiran 51 tahun silam ini.

Dalam pemeliharaannya, terong putih tidak terlalu sulit. Karana terong putih jarang terserang hama.
Untuk itu, pihaknya dan petani lain akan terus membudidayakan sayuran yang masih langka ini. Selain tidak terlalu menyulitkan dalam memeliharanya, keuntungan yang dihasilkan terong putih juga cukup menjanjikan. Apalagi sedikit demi sedikit, terong putih sudah mulai dikenal masyarakat. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *