Terungkap, Mayat Laki-laki yang Ditemukan Dilakban di Dalam Mobil Ternyata Driver Grab Car

DIEVAKUASI : Jasad seorang driver Grab Car, Suparno (55) asal warga Kampung Kebonduren, RT 01/RW 05, Kalimulya, Cilodong, Kota Depok, setelah diautopsi di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi pada Rabu (08/11) sore.(FOTO : DENDI RADAR SUKABUMI)
DIEVAKUASI : Jasad seorang driver Grab Car, Suparno (55) asal warga Kampung Kebonduren, RT 01/RW 05, Kalimulya, Cilodong, Kota Depok, setelah diautopsi di RSUD R Syamsudin Kota Sukabumi pada Rabu (08/11) sore.(FOTO : DENDI RADAR SUKABUMI)

SUKABUMI — Terungkap, mayat laki-laki yang Ditemukan Dilakban didalam Mobil Ternyata driver Grab Car. Berdasarkan informasi kepolisian jasad tersebut atas nama Suparno (55) asal warga Kampung Kebonduren, RT 01/RW 05, Kalimulya, Cilodong, Kota Depok.

Korban ditemukan warga di dalam mobil minibus yang terpakir di halaman parkir salah satu mini market, tepatnya di Kampung Cireunghas, RT (03/02), Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, pada Selasa (07/11) malam, akhirnya diautopsi pada Rabu (08/011).

Bacaan Lainnya

Dokter Forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr Nurul Aida Fathia kepada Radar Sukabumi mengatakan, setelah diautopsi oleh dokter forensik RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, tidak ditemukan luka yang signifikan pada korban, namun terlihat bahwa korban kekurangan oksigen.

“Kemungkinan waktu kematian berkisar lebih dari 24 jam karena tubuhnya sudah mulai membusuk dan warna kulit berubah kehijauan. Itu lama kelamaan bisa menjadi hitam seluruh tubuhnya,” kata dr. Nurul Aida kepada Radar Sukabumi pada Rabu (08/11) sore.

Sewaktu melakukan autopsi, dirinya mengaku tidak menemukan luka terbuka maupun luka tertutup pada jasad korban. Namun meski demikian, ada kemungkinan pada jasad korban terdapat luka kekerasan yang tersamarkan oleh pembusukan. Seperti pada bagian kulit dan kuku korban sudah berubah warnanya menjadi kehijauan.

“Kalau luka bekas kekerasan, dari sepengetahuan saya tadi itu nggak lihat, tapi itu juga bisa tersamarkan oleh tadi itu pembusukan, karena kulitnya sudah mulai warna kehijauan, tentunya kalau misalnya ada memar bisa jadi tersamarkan dengan adanya pembusukan tadi,” timpalnya.

“Namun detailnya masih harus diselidiki oleh penyidik. Kemungkinan penyebab kematian bisa karena kekurangan oksigen akibat penyakit pada organ utama penunjang kehidupan seperti paru-paru atau jantung,” tandasnya.

Untuk itu, karena dari permukaan kulit tidak kelihatan adanya luka-luka pada jasad korban. Maka, tim forensik langsung mengambil sampel organ utama penunjang kehidupan. Diantaranya, paru, jantung dan otak yang akan dikirim ke laboratorium untuk dilihat apakah memang ada kelainan soal kematian korban atau sebaliknya.

“Untuk hasil lab, biasanya kalau udah agak busuk lumayan agak lama, sekitar dua mingguan hasilnya baru keluar,” tukasnya.

Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, korban dimungkinkan telah berusaha nafas secara berlebih. Sehingga, kematian korban dikarenakan kekurangan oksigen atau satu jalan pernafasannya tertutup. Seperti, hidung dan mulut kemudian juga area leher yang merupakan tempat saluran nafas atau pada bagian dada korban tertekan. Sehingga tidak bisa bergerak pernafasannya.

“Iya, atau bisa juga dari dalam yaitu gangguan dari si organ pernafasan paru-paru misalnya,” bebernya.

“Jadi, bisa juga kalau misalnya orang dengan penyakit paru atau penyakit jantung. Kalau pada penyakit jantung dia berhenti tiba-tiba, paru-paru juga pasti tidak berfungsi, itu juga sama gejalanya, makanya harus bisa disingkirkan apakah ini motifnya wajar atau tidak wajar,” jelasnya.

Menurutnya, kekurangan nafas pada korban tersebut,  bukan penyebab kematiannya. Karena ia meniai hal kekurangan nafas itu, merupakan prosesnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *