Kunjungi Lokasi Banjir di Baros Sukabumi, Mensos Risma: Kita Harus Peduli Bersama

Mensos RI Tris Rismaharini didampingi Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi melihat bantuan logistik di pos evakuasi banjir di Kecamatan Baros, Jumat (18/2).

SUKABUMI – Menteri Sosial RI Tri Rismaharini mengunjungi lokasi bencana banjir di Kampung Tugu, Kelurahan Jayaraksa, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi, Jumat (18/2) malam. Risma, sapaan akrab Tri Rismaharini, disambut langsung oleh Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.

Setibanya di lokasi Risma melihat beberapa titik lokasi banjir sembari mendapatkan laporan secara lisan dari Fahmi. Risma juga melihat tenda posko evakuasi yang disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, berikut kelengkapan lainnya seperti dapur umum, pos informasi hingga beberapa bantuan.

Bacaan Lainnya

“Ya, saya atas nama pribadi turut prihatin ya, turut belasungkawa atas kejadian banjir di Kota Sukabumi ini,” kata Risma di awal kunjungannya.

Menurut mantan Wali Kota Surabaya, cuaca ekstrem seperti hujan dengan intensitas tinggi memang kerap kali mengakibatkan dampak yang bermacam-macam. Seperti banjir, longsor dan lainnya.

“Kita memang harus bersama-sama masyarakat untuk bagaimana mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrem ini. Karena sering kali kita tidak tanggap,” ujar Risma kepada awak media.

Dalam insiden ini, terdapat korban jiwa. Satu orang warga setempat meninggal dunia. Menanggapi Risma, perlu adanya upaya agar terjadi potensi bencana di suatu wilayah, maka evakuasi pertama ada warga yang tergolong kelompok rentan. Kelompok rentan yang dimaksud seperti lansia, disabilitas dan orang sakit.

“Ini kan kejadiannya yang bersangkutan sakit. Seingat saya sudah buat edaran, cuma kondisinya yang disabilitas dan lansia dan sakit juga. Jadi diberikan tanda di masing-masing rumah yang sakit, disabilitas, atau lansia. Karena memang kalau (tidak) ada (tanda) itu, mereka terlupakan yang kelompok rentan ini. Karena itu memang tidak hanya di Sukabumi, semua (daerah) harus diperhatikan,” papar Risma.

Risma pun mencontohkan tragedi erupsi Gunung Semeru pada Desember 2021 lalu. Saat itu ada seorang perempuan yang ingin menyalamtkan ibunya. Tapi karena sang ibu sedang sakit dan sulit dievakuasi, maka sang perempuan tersebut memilih setia bersama ibunya. Alhasil, keduanya tewas terkena semburan awan panas Semeru.

“Kita semua pasti tidak ingin ada keluarga kita yang tertinggal. Tapi kalau kita bersama-sama saya yakin kita bisa lakukan untuk kita semua saling peduli,” ujar Risma.

Berangkat dari kejadian banjir di Baros, Risma mengatakan perlu adanya kesiapsiagaan pada masing-masing daerah. Apalagi di Jawa Barat, beberapa daerah terkenal banyak perbukitan, dataran tinggi dan lereng. Sehingga ketika terjadi hujan deras yang berpotensi terjadinya bencana banjir dan atau longsor, maka tindakan evakuasi dapat dijalankan dengan benar.

“Ketika curah hujan tinggi, maka kita harus siap evakuasi warga ke tempat tinggi, ke tempat yang aman. Misalnya harus ada tenda yang ada fasilitas tempat tidur. Kemudian di malam hari, ada ronda yang bisa mengingatkan ketika terjadi sesuatu. Kemudian ketika hujan, mau tidak mau mereka sementara harus mengungsi, sehingga jika nauduzbillahi minzalik, terjadi sesuatu mereka bisa mudah menyelamatkan diri,” beber Risma.

Lebih lanjut, terkait dengan penanganan korban di masa pandemi Covid-19, Risma menjamin tim relawan gabungan yang bertugas di lapangan telah memahami SOP-nya, khususnya tim Tagana dari Kemensos RI. Yakni, dengan menyiapkan tempat evakuasi khusus bagi penyintas bencana yang berstatus pasien Covid-19.

“Tagana kemensos sudah mengerti sebetulnya bagaimana cara mengamankan saat ada penderita yang Covid. Seperti (kejadian) di Bogor, kami menempatkan di tempat khusus. Karena kami dibantu oleh tagana dan relawan-relawan. Mereka tahu bagaimana cara agar tidak terjadi penularan ketika dilakukan evakuasi,” kata Risma. (izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *