Kebonpedes Kembangkan Wisata Mina Tani

Para petani di Kecamatan Kebonpedes saat meninjau lokasi wisata mina padi di Kampung Ranji Tengah, Rt (1/9), Desa/Kecamatan Kebopedes.

KEBONPEDES – Pemerintah Kecamatan Kebonpedes, tengah berupaya mengembangkan wilayahnya untuk lebih maju. Sektor yang saat ini tengah dikembangkan itu ialah sektor pariwisata melalui inovasi desa.

Kepala Desa Kebonpedes, Dadan Apriandi mengatakan, saat ini pemerintah desa bersama warga sekitar tengah melakukan pengembangan destinasi wisata mina padi. Rencananya bila sudah terwujud, wisata yang berada di Kampung Ranji Tengah, Rt (1/9), Desa/Kecamatan Kebopedes ini, akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). “

Bacaan Lainnya

Saat ini, kami baru melakukan perataan tanah untuk dijadikan lokasi objek wisata mina padi,” jelas Dadan kepada Radar Sukabumi, Senin (13/1).

Pengembangan objek wisata ini, sambung Dadan, selain untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi warga juga bertujuan agar warga yang hendak berlibur tidak harus jauh-jauh ke daerah lain.

Sebab, di desanya sendiri akan ada tempat wisata yang masih asri dan tak kalah mempesona. “Nanti kedepannya, selain ada mina padi, di sini juga akan dibangun embung dan gedung serba guna,” bebernya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, lahan yang akan dijadikan lokasi objek wisata lokal itu, merupakan aset desa dengan luas sekitar 6000 meter persegi. Lahan itu, nantinya bisa menjadi daya tarik dan edukasi bagi masyarakat luas yang ingin menerapkan mina padi.

“Nanti, objek wisata ini akan menjadi wisata edukasi dan media pembelajaran mengenai bagaimana cara menerapkan mina padi dengan mengelola padi dan ikan dalam satu lahan,” ujarnya.

Pihak desa akan memanfaatkan sebagian dari Anggaran Dana Desa (ADD) atau Dana Desa (DD) untuk mendukung pengembangan kawasan wisata desa itu antara lain membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai pengelola desa wisata mina padi.

“Di samping-samping lahan mina padi, nanti akan ditanami palawija. Seperti cabai, terong, tomat dan tanaman palawija lainnya,” timpalnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) Desa Kebonpedes, Agus Salim mengatakan, sistem pengelolaan objek wisata ini memadukan antara tanaman padi dengan budi daya ikan.

Sementara di sampingnya akan dibuat perlintasan dari bambu lengkap dengan spot selfie sehingga wisatawan bisa menikmati panorama pesawahan dan pegunungan. “Tentunya dengan sistem pertanian seperti ini, akan mendongkrak penghasilan petani.

Karena, selain dapat memanen padi, mereka juga dapat menikmati hasil budi daya ikan di lahan pesawahannya,” katanya.

Menurutnya, pertanian dengan menggunakan penerapan mina padi ini, diyakini dapat menjadi daya tarik para wisatawan untuk datang mengunjunginya. Selain dapat menikmati keindahan panorama alamnya, mereka juga akan mengabadikan dengan cara foto bersama dan memfostingnya di media sosial.

“Untuk itu, setelah penataan mina padi ini selesai. Kami bersama warga akan membuat tempat untuk spot selfie yang latar belakangnya keindahan kaki Gunung Gede. Iya, jadi mereka yang datang ke sini, selain dapat melihat keindahan pesawahan dan kaki Gunung Gede, juga dapat melihat kecantikan ikan,” paparnya.

Soal akses, Agus memastikan pengunjung bisa mengunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan jarak tempuh sekitar 200 meter dari lokasi Jalan Raya Bojonggaling, Kebonpedes.

“Untuk sementara, saat ini kami akan membuat lokasi wisata mina padi dilahan seluas 2400 meter persegi. Namun untuk sentralnya nanti akan dibangun kembali dilahan seluas 5000 meter persegi.

Sekarang, kami baru melakukan perataan tanah. Inysa Allah sepekan lagi akan kita tanami ikan,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *