Kasihan, Rumah Bu Isam Warga Gunungpuyuh Roboh karena Lapuk

Rumah milik Bu Isam, warga Gunungpuyuh yang roboh karena lapuk (foto: Syahdan Alamsyah/detikcom)

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Sebuah rumah yang berada di Jalan Gotongroyong, Kecamatan Gunungpuyuh, KOta Sukabumi rusak dan roboh lantaran kondisinya sudah lapuk. Rumah semi peramenen itu dimiliki oleh Syamsiah (60).

Dilansir dari Detikcom, Syamsiah mengaku tidak memiliki biaya untuk memperbaiki rumahnya yang sudah mengeropos sejak satu tahun silam.

Bacaan Lainnya

“Dari awal rumahnya memang tidak layak untuk dihuni, lapuk dan keropos. Begitu turun hujan langsung roboh. Waktunya sekitar dua minggu ke belakang. Untung saja pas kejadian awal itu nggak ada korban karena semua penghuninya di luar,” kata Iqbal Mutaqin, anggota karang taruna setempat, Selasa (15/10/2019).

Saat kejadian kedua atau 13 Oktober, warga yang kerja bakti membersihkan puing, kembali dikagetkan dengan suara reruntuhan bangunan. Syamsiah yang akrab dipanggil Isam tertimpa genting.

“Posisi bu Isam sedang membetulkan posisi genting, kami di luar sedang kerja bakti. Tiba-tiba ada suara runtuh lagi, ternyata beliau tertimpa genting dan sekarang dirawat di RSUD R Syamsudin SH,” kata Iqbal.

Pengaduan pernah dilayangkan warga, bahkan saat peluncuran program Sukabumi Quick Respons, saat awal Walikota Achmad Fahmi dan Andri Hamami menjabat, soal lapuknya kediaman Isam itu pernah dilaporkan.

“Kita kan coba pakai aplikasi, ternyata ada respons. Pengaduan kita diberi barcode, tapi hanya sebatas itu. Sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Kalau kata keluarga pihak desa pernah datang, tapi enggak tahu bagaimana kelanjutannya,” tutur Iqbal.

Sementara itu, Mia (38), putri Syamsiah, mengaku ibunya kerap menolak ketika diajak tinggal di rumah keluarga yang lain. “Sering saya ajak tinggal di rumah saudara, tapi ibu nggak mau dan tetap bertahan di situ,” ujar Mia.

Mia menyebut usia rumah itu sekitar 40 tahun dan sudah mulai lapuk pada 2014. Kesulitan keuangan membuat keluarga tak mampu memperbaiki rumah. “Ada rezeki hanya cukup makan sehari-hari, pernah kedatangan dari pihak kelurahan, mereka bilang manfaatkan saja ruangan yang bisa terpakai,” kata Mia.

Beberapa dinding rumah ini terbuat dari bilik bambu. Sejumlah atapnya bocor, bahkan di ruangan belakang nyaris semua atap terbuka akibat kayu yang lapuk.

(sya/dtc/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *